Mohon tunggu...
Sri Mulyani
Sri Mulyani Mohon Tunggu... Asisten Rumah Tangga - Ibu rumah tangga yang mengikuti berita terpopuler

ibu rumah tangga yang hobby menulis...

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Tentang Ponselnya Ibu-ibu

16 Oktober 2019   15:54 Diperbarui: 16 Oktober 2019   16:05 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Bukan merespon sliweran aturan mengenai ponsel bagi ibu-ibu istri anggota TNI loh ini. Saya tidak ada kuasanya sedikitpun mengomentari aturan sebuah lembaga. Monggo saja sebuah institusi punya aturan sendiri, yang masih mau turut ya nurut, tidak mau nurut ya cabut. Begitu, kan?

Karena tadi membaca sekilas status teman, terus aku buat status yang nyaris bermakna serupa. Sebuah sambatan hati yang demikian halus dipublikasi. Saya senyum meresponnya, polos dan memang benar apa adanya, demikianlah memang, kondisi ibu-ibu yang hidup di zaman milenial.

Beruntungnya (mencoba menghibur diri ketika menghitung usia), aku sudah tidak dikategorikan dalam kondisi emak sesibuk itu. Kedua anakku sudah menjelang dewasa, tidak ada lagi WAG yang kuikuti. Dulu zamannya blackberry aku punya juga grup orangtua murid, tetapi rasanya tidak sebanyak sekarang. Notifnya nggak juga seru-seru amat. Malah sering membisu, ngobrolin hal yang nggak penting pun amat sangat jarang. Misalnya seperti sekarang ini, meme, tausyah, lagu-lagu atau apapunlah, terlalu rajin dikirim ke grup, sampai kadang-kadang merasa ini ngapain sih, Buk? Tahu quoto kami terbatas nggak sih?

Semuanya berusaha untuk memelihara kemeriahan grupnya agar tidak mati suri. Coba masa dulu, yang dibicarakan soal pe-eer melulu. Emak-emak kekinian memang membutuhkan perangkat yang kecanggihannya mesti melewati perangkat milik bapak. Apalagi yang memiliki anak lebih dari 3 orang, dan semuanya sudah memasuki dunia sekolah, rasanya sangat perlu memiliki barang super penting ini.

Pertimbangannya begini, misal anak yang duduk di bangku TK saja, sudah ada yang namanya pe-er pe-eran. Belum lagi kalau ada kegiatan ekskul tari, outbond dlsb, ibu-ibu sudah sibuk membicarakan teknis dan pelaksanaannya di WAG. Dulu pun kegiatan model begini sudah ada, tetapi kami sudah merasa sangat puas bila membaca selebaran dari sekolah atau mendengarkan keterangan dari gurunya. Kalau ada yang perlu dibicarakan ya tinggal telepon atau menemui guru yang bersangkutan.

Kalau sekarang, kegiatan dilaksanakan minggu depan, ibu-ibunya sudah membahas panjang kali lebar, lengkap dengan dresscode emaknya kalau kebetulan ada session boleh ikut ke acara. Segala urusan printilan seperti bawa bekal apa, snacknya jangan lupa, masak menu apa, jengkol mungkin, lengkap dibahas. Ramai, chat bisa mencapai ratusan sehari.


Yang juga punya anak di bangku SD sudah beda lagi kesibukannya. Pembicaraan grup di kelas satu akan terus berlanjut hingga anak duduk di kelas enam. Akan terbentuklah grup arisan, pengajian, grup kelas, grup yang sehati, sampai ada grup yang isinya cuma tiga orang saja. Yang terakhir ini sungguh perlu dibuat, bisa karena alasan satu misi dan visi, atau sama suku dan agamanya, whats?! Hahaha..iya loh.

Yang SMP? Biasanya warisan dari teman sejak TK dan SD. Kalau ada tambahan paling-paling cuma grup yang anaknya teman sekelas. Semakin ke tingkat SMA, sudah mulai berkurang  grupnya. Grup-grup teman lama memang masih dijaga. Masih sering hang out bareng, curcol di grup, kirim share-share an lucu atau sedih, merupakan hal-hal manis yang perlu dipertahankan demi menjaga kondisi hati yang mulai merasa sepi akibat mobilitas tidak sesibuk dulu.*pengalaman

Bagi ibu-ibu seusia saya, yang kesibukannya mengurus anak sudah berkurang, karena mereka sudah remaja adalah tentang galeri foto. Itulah kenapa kami masih perlu pakai ponsel canggih. Kami masih terlalu suka mengabadikan setiap momen bepergian atau kejadian spesial dengan berfoto. Bukan untuk keperluan kontes-kontesan seperti zaman anak masih TK, kala anak-anak ikut lomba busana muslim, tetapi agar bisa dilihat-lihat kembali saat duduk ngaso selepas mengerjakan pekerjaan rumah.

Terkhusus bagi ibu-ibu yang memiliki hobi menulis dan bercita-cita bisa menulis sehingga mengikuti banyak kelas menulis, WAG yang diikutinya bisa makin bertambah. Email dan notif dari grup selalu ditunggu setiap waktu. Pemberitahuan dari guru-guru online sangat dinanti-nanti. Bisa karena mengecek naskah atau menunggu info lomba-lomba, penting ini.

Belum lagi kalau ibu-ibu tersebut juga punya bisnis online. Mereka memosting barang dagangan dan berharap ada inboxan setiap waktu, pelanggan selalu minta cepat direspon dan dikirimi gambar seperti pesanannya. Hampir tertinggal, ada lagi grup teman-teman sekomplek. Bisa Anda bayangkan bagaimana pentingnya memiliki ponsel canggih, bukan? Ya bisa sih memang update melalui laptop, tetapi repot.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun