Mohon tunggu...
Sri Maulida
Sri Maulida Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer and Researcher

Lecturer and Researcher

Selanjutnya

Tutup

Politik

Islamisasi Ilmu Pengetahuan

20 Juni 2015   03:30 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:43 6409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kemunduran kaum muslimin telah menyebabkan berkembangnya buta huruf dan kebodohan. Tanpa disadari masyarakat muslim tergoda dengan contoh keberhasilan yang diperoleh Barat dan orang-orang Barat atau orang-orang yang mengalami westernisasi. Pemimpin-pemimpin Muslim yang telah mengalami westernisasi tidak mengetahui bahwa cepat atau lambat program-program mereka akan merobohkan agama Islam dan budaya warga-warganya[12]. Suatu sistem pendidikan yang sekuler dibangun dan diajarkan dengan nilai-nilai dan metode Barat kemudian lulusan-lulusan dengan sistem pendidikan barat tersebut terjun ke masyarakat dengan tidak mengetahui khasanah Islam.

Semua hal yang berbau Islam ditanamkan keraguan didalamnya, integritas Al-Qur’an, kerasulan Nabi Muhammad SAW, kebenaran sunnahnya, kesempurnaan syari’ah dan semua prestasi-prestasi yang dicapai kaum muslimin didalam kultur dan kebudayaan. Negara-negara kolonial menanamkan keraguan kepada seorang Muslim terhadap dirinya sendiri, terhadap agamnya dan terhadap leluhurnya untuk melepaskan kesadaran Islam dalam dirinya[13]. Seperti halnya fenomena ISIS saat ini, ISIS menganggap bahwa hal itu merupakan langkah awal dari perwujudan cita-cita mendirikan kekhalifahan Islam secara global. Sekelompok orang ini berasal dari Negara yang berbeda, termasuk dari Indonesia. Mereka berjumlah beberapa orang saja, tapi karena militansi dan sikapnya yang radikal mengharuskan agar tetap diwaspadai keberadaan dan aktifitasnya. Tidak menutup kemungkinan sekelompok orang ini akan memengaruhi dan merekrut orang lain masuk ke dalam kelompok mereka. Yang lebih mengkhawatirkan dan perlu diwaspadai, sekelompok orang ini jangan sampai melakukan aksi sebagaimana yang dilakukan kelompok ISIS di luar negeri, yakni dengan menggunakan terror, kekerasan, kebiadaban dan tidak toleran.

Menurut DR. KH. Ma’ruf Amin apabila diidentifikasi, sekelompok orang yang mendukung dideklarasikannya ISIS ini mempunyai karakter yang hampir sama, yakni kecenderungan mempunyai pemahaman yang kurang pas terhadap ajaran agama, sehingga menimbulkan distorsi pemahaman dan sikap radikal dalam beragama, dimana hal itu bisa berpotensi memunculkan tindakan kekerasan dan tidak toleran. Oleh karena itu, upaya pencegahan agar kelompok ini tidak bisa berkembang bukan hanya dilakukan dengan menggunakan pendekatan keamanan (security aproach) saja tapi juga melalui pelurusan pemahaman keagamaan[14].

Menurut sebagian kajian, ada banyak faktor yang menjadi akar dari munculnya radikalisme agama. Yang paling menonjol adalah faktor distorsi pemahaman agama dan faktor anti barat. Faktor distorsi pemahaman agama juga menjadi akar dari munculnya sikap radikal dalam beragama. Salah satu penyebab terjadinya distorsi dalam memahami agama adalah pemahaman terhadap dalil al-Quran dan Hadis hanya secara harfiyah atau literer. Pemahaman terhadap dalil al-Quran dan Hadis hanya dengan menggunakan pendekatan literer ini membahayakan, karena dapat menggelincirkan seseorang dalam kesalahan pemahaman. Dalam pengambilan suatu hukum dari dalil-dalil syar'i (istinbath al-hukm) harus melewati seperangkat metodologi yang telah diformulasikan oleh para ulama, baik dengan cara pemahaman terhadap makna harfiyah dari dalil al-Quran dan Hadis (manthuq an-nash) ataupun dengan cara menggali lebih dalam makna tersebunyi dari dalil al-Quran dan Hadis (mafhum an-nash).

Kultur Barat dipromosikan melalui media koran-koran, buku-buku, majalah-majalah poster-poster dan sebagainya. Negara-negara Islam bangga dengan dibangunnya perkantoran, apartemen, public hall ala Barat. Integritas kultur Islam dan way of life Islam terpecah-pecah dalam individu diri mereka, di pikiran mereka dan dalam sikap mereka.

Oleh karena hal tersebut pula faktor anti barat menjadi akar yang kuat dalam mendorong lahirnya sikap radikal. Radikalisme agama yang tidak jarang kemudian melahirkan aktifitas kekerasan dan terorisme pada umumnya merupakan respons dan perlawanan terhadap kebijakan Amerika dan sekutunya terhadap kezaliman yang terjadi di negara-negara Islam. Menurut kelompok ISIS ini kebijakan Amerika dan sekutunya yang mengobarkan perang global melawan terorisme dipahami sebagai perang melawan umat Islam secara global. Pada akhirnya sikap keras Amerika dan sekutunya dalam menjalankan agenda perang melawan terorisme menjadi penyebab semakin radikalnya kelompok ini[15].

  1. Inti malaise pada dunia pendidikan

Menurut al-Faruqi keadaan pendidikan di dunia Islam pada masa kini telah dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan westernisasi dan sekularisasi. Meskipun westernisasi dan sekularisasi telah dilaksanakan dengan sistem yang tidak sesuai dengan Islam, hasil yang dicapai  bukanlah sistem pendidikan model Barat, tetapi hanya sebuah karikatur saja. Hal tersebut disebabkan karena pendidikan di dunia Islam tidak memiliki ketajaman wawasan. Kepemimpinannya tidak memiliki ketajaman wawasan Barat karena terpaksa dan tidak memiliki wawasan Islam karena pilihannya, seperti profesor di Universitas Islam yang meraih doktor di sebuah Universitas Eropa. Dia mendapatkan pendidikan Barat dengan angka yang sedang, merasa cukup puas dan kembali ke negara asalnya dan mendapatkan posisi yang menguntungkan.

  1. Berbagai Respon Terhadap Islamisasi Ilmu Pengetahuan

Islamisasi ilmu pengetahuan ini menuai berbagai respon dari beberapa kalangan pemikir yaitu:

  1. Ziauddin Sardar a paradigm option

Ziauddin Sardar mengkritik konsep Islamisasi ilmu pengetahuan dari al-Faruqi, ia juga melakukan rekonstruksi terhadap konsep tersebut dengan menggunakan terminologi sains Islam. Kritik Sardar diarahkan pada pendapat adanya relevansi antara sains Islam dan sains Barat. Ia tidak setuju dengan al-Faruqi yang menyatakan perlunya penguasaan terhadap sains Barat terlebih dahulu untuk menguasai sains Islam. Sardar menjelaskan bahwa “Semua ilmu dilahirkan dari pandangan tertentu dan dari segi hirarki tunduk kepada pandangan tersebut. Oleh karena itu, usaha untuk menemui epistemologi tidak boleh diawali dengan memberi tumpuan kepada ilmu modern, karena Islamisasi ilmu modern hanya bisa terjadi dengan membina paradigma yang mengkaji aplikasi luar peradaban Islam yang berhubungan dengan keperluan realitas kontemporer. Jika tetap bertahan pada corak berpikir seperti itu berarti hanya sebatas mengeksploitasi ilmu pengetahuan Islami namun tetap menggunakan corak berpikir Barat”[16].

Sardar memberikan solusi dengan mengatakan bahwa Islamisasi ilmu pengetahuan harus berangkat dari membangun epistemologi Islam sehingga hal ini bisa menghasilkan sistem ilmu pengetahuan yang dibangun di atas pilar-pilar ajaran Islam.

Sardar menekankan perlunya penciptaan suatu ilmu pengetahuan Islam kontemporer sebagai counter atas ilmu pengetahuan modern Barat. Yaitu, suatu sistem ilmu pengetahuan yang berpijak pada nilai-nilai Islam. Berbeda dengan Nasr yang menggali kritiknya melalui perspektif kaum tradisional (perenial), Sardar dengan cerdas memanfaatkan kritik dari kalangan filosof dan sejarawan ilmu pengetahuan Barat, kaum pemikir environmentalist, bahkan kelompok radikal kiri di Barat yang marak semenjak tahun 1960-an. Kritiknya tersebut berujung kepada kenyataan ketidaknetralan ilmu pengetahuan modern dan besarnya pengaruh budaya Barat modern dalam bentuk ilmu pengetahuan serta dampak-dampaknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun