Mohon tunggu...
Sri Lanti Amilia
Sri Lanti Amilia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Seorang mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Mengenal Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada Hewan Ternak serta Dampaknya terhadap Perekonomian Indonesia

19 Mei 2022   07:20 Diperbarui: 2 Juni 2022   18:27 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dampak langsung yang diperoleh seperti pengaruh langsung kepada sistem produksi ternak misal ternak tidak mau makan, penurunan berat badan, penurunan produksi susu, kematian hewan atau keguguran, penurunan produktivitas tenaga kerja ternak, penurunan fertilitas dan perubahan struktur populasi ternak yang berakibat dalam jangka panjang penurunan produksi ternak. 

Sedangkan dampak tidak langsungnya yaitu tambahan biaya, misal biaya pemotongan atau pemusnahan, biaya kompensasi, biaya pengawasan lalu lintas, tindak karantina, biaya surveilans, dan biaya vaksinasi. Selain itu ada juga biaya kehilangan pendapatan, misalnya kehilangan atau penurunan pendapatan tenaga kerja, gangguan industri, kehilangan peluang ekspor, serta kehilangan peluang masuknya wisatawan.

Penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan tersebut akan menyebabkan kerugian ekonomi yang sangat besar, bukan hanya karena mengancam kelestarian populasi ternak di dalam negeri, tetapi juga mengakibatkan hilangnya peluang ekspor ternak dan hasil ternak. 

Perlu kita ketahui ternak produktif yang terserang PMK akan kehilangan kemampuan untuk melahirkan setahun setelah terserang penyakit tersebut. Ternak baru dapat beranak kembali setelah dua tahun kemudian. 

Jika pada awalnya seekor ternak mampu beranak lima ekor, karena penyakit ini kemampuan melahirkan menurun menjadi tiga ekor atau kemampuan menghasilkan anak menurun 40%, hal ini juga akan mempengaruhi pendapatan hasil dari penjualan ternak nantinya. 

Selanjutnya kerugian ekonomi yang diakibatkan oleh penutupan pasar hewan dan daerah tertular. Dalam keadaan terjadi serangan PMK, seluruh kegiatan di pasar hewan dan rumah pemotongan hewan (RPH) ditutup. 

Akibatnya, lapangan kerja di pasar hewan dan RPH, pedagang ternak, serta pengumpul rumput akan kehilangan mata pencaharian selama jangka waktu yang tidak menentu.

Kementerian Pertanian (Kementan) memperkirakan kerugian ekonomi yang dialami oleh Indonesia akibat wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) hingga mencapai Rp11,6 triliun. 

Proyeksi kerugian yang disebutkan tersebut belum memperhitungkan potensi kerugian lainnya yang akan timbul mulai dari peternak, industri, dan masyarakat secara keseluruhan. 

Dengan melihat berbagai dampak yang ditimbulkan oleh PMK tersebut, maka harus dilakukan tindakan sebagai upaya menyebar luasnya wabah PMK. Berbagai upaya yang dapat dilakukan seperti melakukan survei ke berbagai tempat yang memiliki banyak hewan ternak seperti peternakan, pasar hewan, dan lain sebagainya. 

Kemudian setelah dilakukan survei, diadakan pemeriksaaan terhadap hewan-hewan ternak tersebut. Setelah mendapatkan hasil pemeriksaan, maka harus disediakan tempat pemisah antara hewan yang sehat dengan hewan yang sedang terjangkit virus atau penyakit. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun