Mohon tunggu...
Sri Lala Musaropah
Sri Lala Musaropah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi

NIM 23107030028 Kelas A Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Faruq si Bocah Pengidap ADHD dan Disleksia

23 Februari 2024   12:58 Diperbarui: 23 Februari 2024   13:02 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.merdeka.com/

  Sejatinya seseorang terlahir ke dunia ini memiliki ketetapannya masing masing, begitu pula kekurangan dan juga kelebihan yang senantiasa menyertai setiap insan. Kedua hal ini saling berkaitan dan saling melengkapi satu sama lain, hal ini pula tak terlepas dari keadaan bocah pengidap Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) dan juga Disleksia. Muhammad Faruq Mochtar Rifa'I.

            Muhammad Faruq Mochtar Rifa'I, atau kerap di panggil Faruq adalah seorang anak normal pada umumnya yang memiliki segudang prestasi dan juga IQ yang jauh melebihi di atas rata-rata. Akan tetapi, disamping itu juga Faruq ternyata di diagnosis oleh psikiater mengidap ADHD dan juga diseleksia yang dimana Attention Deficit Hyperactivity Disorder atau ADHD ini adalah suatu gangguan atau kondisi yang rentan terjadi pada anak anak, usia remaja, bahkan dewasa.

            ADHD atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder ini yaitu suatu kondisi yang dimana seorang anak biasanya sulit untuk memusatkan perhatiannya terhadap sesuatu, dan juga kondisi lain yang menjadi ciri dari pengidap ADHD ini yaitu biasanya si anak akan berprilaku secara impulsif yang tidak sesuai perkembangan dan juga mengumpulkan atensi yang senantia terdistrack (Konofal et al., 2008).

            Adapun jumlah keseluruhan atau pravalensi dari ADHD yang terjadi dari rentan anak sekolahan yaitu berada pada presentase 8-10%, yang dimana tentunya hal ini menjadikan bahwa Attention Deficit Hyperactivity Disorder atau ADHD ini menjadi suatu gangguan yang paling umum yang terjadi pada kanak-kanak (Pliszka, 2007).

            Adapun hasil penelitian menunjukan bahwa persentase sebesar 40-50% kasus ADHD menetap pada pasien berusia remaja hingga dewasa, akan tetapi ADHD yang terjadi pada anak usia rentan remaja jika masih menetap biasanya akan memberikan dampak pada prilakunya. Seperti kenakalan remaja, gangguan sosial, yang dimana si anak tidak bias bersosialisasi sebagaimana remaja normal lainnya, dan cenderung terikat pada penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan zat adiktif lainnya (NAPZA).

            Adapun gangguan ADHD yang menetap pada orang berusia dewasa yaitu biasanya menimbulkan prilaku seperti sering terlibat pertengkaran dengan lingkungannya, sering pindah pekerjaan, dan bersikap tidak tekun terhadap sesuatu hal (Plizska, 2007). Adapun diagnosis ADHD ini tidak dapat ditegakan hanya dengan pemeriksaan mendasar saja akan tetapi pemriksaan pada seseorang yang mengidap ADHD ini harus merata. Seperti wawancara dengan orang tua perihal perilaku si anak, keterangan dari guru dan sekolah juga sangat penting, karna dengan keterangan tersebut kita bisa mengetahui bagaimana tingkat kefokusan si anak terhadap pembelajaran dan juga hal yang disampaikan oleh gurunya, dan bagaimana perilaku keseharian sang anak terhadap lingkungannya.

            Adapun prilaku faruq dengan ADHD nya sendiri yaitu berawal ketika orang tua Ananda Faruq merasakan interaksi yang tidak biasa yang terjadi pada sang anak dengan orangtua nya, dan juga lingkungan sekitarnya. Seperti halnya ketika diajak untuk berinteraksi, Ananda Faruq biasanya akan cenderung acuh tak acuh dengan sekitarnya dan lebih senang dengan apa yang menjadi fokus daya tariknya pada saat itu. Lalu ketika ada seseorang yang memanggil, Faruq sukar tak merespon panggilan tersebut, tidak bisa melakukan kontak mata, dan berprilaku begitu hyperaktif juga cenderung abai dengan rasa sakit. Seperti contoh halnya ketika Ananda faruq  mengalami sebuah insiden yang melukai bagian salah satu anggota tubuhnya, dan mengharuskan dokter mengambil tindakan untuk menjahit bagian anggota tersebut, Faruq tak merespon apapun ketika dokter sedang melakukan tindakan.

            Adapun prilaku Ananda faruq lainnya yaitu, ketika sedang belajar disekolah faruq senantiasa tak bisa fokus terhadap apa yang disampaikan oleh gurunya. Dan bersikap flapping.  yaitu ketika Faruq merasa senang terhadap sesuatu dan bersemangat dengan apa yang ia rasakan, ia akan mengepakkan tangannya dengan semangat, lalu gejala lainnya yaitu Faruq juga terkadang bersikap stimming atau self stimulating behavior. Disebut sebagai prilaku dari stimulasi diri terhadap sesuatu hal yang dilakukan secara sengaja yang dimana prilaku ini identik dan mengacu terhadap gerakan tubuh, menggerakan sesuatu hal atau benda, dan juga senantiasa mengeluarkan kata-kata atau kalimat secara berulang-ulang.

            Tentunya dengan keunikan yang dimiliki oleh Ananda Faruq ini, orang tua tentunya sangat berperan penting dalam proses perkembangan dan pertumbuhan yang terjadi pada Ananda Faruq. Akan tetapi tak hanya itu, disamping itu juga faruq memiliki shadow teacher atau guru pendamping khusus untuk mendampingi proses belajar dan perkembangannya.  Yang dimana tentunya dalam hal ini faruq memiliki sistem pembelajaran yang berbeda dari anak anak yang lainnya dalam mempelajari dan memahami sesuatu.

            Perkembangan dan kemunduran pada prilaku anada faruq pasti sudah menjadi suatu hal yang biasa terjadi, bahkan pada anak anak yang lainnya juga, seperti halnya ketika guru pendamping dari Ananda faruq bercerita tentang perkembangan pada fokus Faruq ketika ia berhasil mempelajari sesuatu akan tetapi disamping itu juga perhatian Faruq tidak sepenuhnya bertahan. Kerap kali Ananda Faruq senantiasa ter-distrack oleh sesuatu yang kerap dianggap lebih menarik perhatiannya.

            Akan tetapi tak hanya mengidap ADHD , disamping itu juga faruq di diagnosis oleh psikiater mengalami Diseleksia, dimana Diseleksia ini adalah suatu keadaan dimana seseorang merasa kesulitan ketika memahami Bahasa, termasuk membaca, mengeja huruf, dan juga menulis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun