Mohon tunggu...
Sri Kasnelly
Sri Kasnelly Mohon Tunggu... Dosen

Dosen IAI An-Nadwah Kuala Tungkal

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Attitude: Kunci Utama dalam Menjaga Rezeki dan Hubungan Sosial

8 Mei 2025   14:16 Diperbarui: 8 Mei 2025   14:16 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Ilustrasi Attitude 

Dalam perjalanan hidup, kita sering kali diajarkan untuk mengejar kepintaran, gelar akademik, atau pencapaian materi. Namun, semakin dewasa seseorang, semakin ia menyadari bahwa yang benar-benar menyelamatkan dan menguatkan posisinya di tengah masyarakat bukan semata-mata intelektualitas, tetapi sikap yakni attitude yang baik. Sikap inilah yang membuat seseorang diterima di berbagai kalangan, dihormati, dan dipercaya. Attitude adalah kemampuan membawa diri secara bijak dan tepat di setiap situasi dan lingkungan sosial.

Seseorang yang cerdas belum tentu bisa membawa diri dengan baik. Ada yang terlalu menonjolkan kelebihan dirinya sehingga tak disukai. Ada pula yang memiliki segala hal secara materi, namun gagal menjalin relasi yang tulus dengan orang lain karena sikapnya yang sombong atau merendahkan. Di sinilah terlihat bahwa kepintaran dan kekayaan bukan jaminan untuk diterima atau dihormati. Justru kemampuan menyesuaikan diri dengan segala situasi, tanpa kehilangan jati diri, menjadi nilai lebih yang tak ternilai.

Seorang yang memiliki attitude baik tahu bagaimana bersikap terhadap siapa pun. Kepada orang kaya, ia tidak menjilat; ia tetap menjaga harga diri dan bersikap tulus. Kepada orang miskin, ia tidak menginjak atau merendahkan, melainkan menghormati mereka sebagaimana manusia seharusnya diperlakukan. Ini menunjukkan bahwa sikap menghargai manusia tidak ditentukan oleh status sosial, melainkan oleh kedewasaan dan kepekaan hati.

Attitude yang baik juga tercermin dari bagaimana seseorang mampu menyesuaikan diri secara intelektual. Ketika berbicara dengan orang yang cerdas, ia bisa menyambung pembicaraan, menunjukkan pemahaman dan rasa hormat terhadap ilmu orang lain. Namun ketika bersama orang yang belum secerdas dirinya, ia tidak merendahkan atau merasa lebih tinggi, melainkan berupaya untuk membantu, berbagi pengetahuan, dan mencerdaskan. Sikap seperti ini menunjukkan kerendahan hati yang tidak semua orang miliki.

Tak hanya dalam hubungan antar manusia, attitude juga terlihat dalam keseharian yang sederhana, seperti saat makan. Seseorang yang memiliki etika makan yang baik di restoran bintang lima adalah hal biasa. Tapi yang istimewa adalah ketika ia tetap bisa menikmati makanan di kaki lima tanpa merasa jijik atau sok eksklusif. Sikap seperti ini mencerminkan kepribadian yang tidak tergantung pada status atau suasana, melainkan pada karakter yang konsisten dan rendah hati.

Dengan attitude yang baik, seseorang mampu membuka banyak pintu rezeki. Rezeki tidak hanya datang dari usaha keras dan kecerdasan, tetapi juga dari hubungan sosial yang sehat, kepercayaan orang lain, serta doa-doa tulus dari mereka yang pernah ia bantu. Orang dengan attitude baik biasanya disenangi, mudah mendapatkan bantuan, dan sering mendapat peluang karena dianggap bisa dipercaya dan menyenangkan untuk diajak bekerja sama. Sebaliknya, orang yang pintar tapi arogan, atau kaya tapi sombong, kerap dijauhi dan tidak bertahan lama dalam jaringan sosial yang sehat.

Banyak contoh di sekitar kita yang menunjukkan bahwa sikap bisa membawa seseorang naik kelas dalam hidup. Ada orang biasa yang dipercaya menjadi pemimpin karena sikapnya yang tulus, adil, dan rendah hati. Ada pula orang yang kehilangan kepercayaan hanya karena tidak mampu menjaga sikap dan lisan. Dalam dunia kerja, misalnya, attitude sering kali menjadi faktor penentu diterima atau tidaknya seseorang, bahkan lebih penting dari nilai akademik. Keahlian bisa diajarkan, tapi sikap adalah cerminan karakter yang dibentuk dalam waktu lama.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk terus belajar memperbaiki attitude. Bersikap tulus, jujur, sopan, dan rendah hati bukanlah bentuk kelemahan, melainkan kekuatan yang akan menjadi magnet kebaikan. Dunia tidak selalu adil, namun orang dengan attitude baik akan lebih siap menghadapi ketidakadilan itu dengan kepala tegak dan hati tenang.

Kesimpulannya, dalam hidup ini yang menyelamatkan kita bukan semata-mata kepintaran atau kecantikan, melainkan sikap yang baik. Attitude adalah fondasi dalam menjalin hubungan, menjaga rezeki, dan meraih keberkahan. Ketika seseorang mampu membawa diri dengan baik di setiap situasi, baik dengan yang kaya maupun miskin, yang pintar maupun kurang terpelajar maka sesungguhnya ia telah menguasai seni hidup yang sesungguhnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun