Sesekali batuk pilek dialami kedua anak kami, tetapi penyakit yang lebih berat belum pernah menimpa mereka. Dibanding teman temannya yang tidak mengkonsumsi ASI ekslusif, anak kami tampak lebih baik daya tahan tubuhnya. Jika temannya temannya sakit 3 kali, anak kami hanya sekali saja.Â
Kondisi itu membuat saya jarang stress memikirkan anak yang sakit. Selain mengganggu rutinitas pekerjaan, anak yang sakit juga bisa 'mengganggu' ekonomi keluarga.Â
KB ALAMI
Salah satu semboyan program Keluarga Berenacana (KB) adalah "Jangan banyak banyak, jangan rapat rapat".
Ternyata pemberian ASI eksklusif bisa sejalan dengan slogan KB diatas. Anak kami keduanya mengkonsumsi ASI selama 3 tahun, secara otomatis saya dan istri mengurangi kegiatan seksual kami demi anak.Â
Anak pertama kami berselisih 3,5 tahun dengan anak kedua. Selisih itu cukup ideal bagi tumbuh kembang anak dan tidak membebani ekonomi kami. Selain itu, dengan selisih jarak dan jumlah anak yang ideal, kami bisa memberikan kasih sayang yang merata bagi keduanya.Â
Kami juga mencukupkan 2 anak saja karena saat melahirkan anak kedua istri saya sudah berumur 37 tahun.Â
Tanpa memasang minun pil KB, memasang IUD atau memakai kontrasepsi lain, kami sudah melakukan KB alami.
MUDAH MENCARI SEKOLAH
Anak sulung kami baru saja masuk SMP. Bagi sebagian orangtua, mencari sekolah adalah kegiatan yang merepotlan dan menyulitkan. Ada keinginan orang tua agar anak masuk ke sekolah tertentu.Â
Namun keinginan tersebut tidak selalu berbanding lurus dengan prestasi (nilai akademis) anak. Selain sistem zonasi, nilai atau prestasi anak juga bisa menentukan bisa atau tidaknya anak masuk ke sekolah yang diinginkan.Â