Mohon tunggu...
SRI HARTONO
SRI HARTONO Mohon Tunggu... Supir - Mantan tukang ojol, kini buka warung bubur ayam

Yang penting usaha

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Minimalis, Disukai Perempuan Ditakuti Laki Laki

17 Juli 2022   12:03 Diperbarui: 19 Juli 2022   13:01 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Koleksi Barang / Betsy Reyes - Pinterest

Hah, minimalis lebih disukai perempuan? Masak iya sih? 

Kekagetan itu wajar saja dirasakan banyak orang. Sudah menjadi pengetahuan umum, perempuan lebih suka menimbun barang daripada laki laki. Hal itu berbeda dengan gaya hidup minimalis yang inginnya punya barang sesedikit mungkin. 

Lihat saja benda benda yang ada dirumah. Anda akan dengan mudah menjumpai kantong plastik bekas belanjaan. Para istri biasanya menyimpan barang tak mudah terurai itu dengan alasan masih bisa digunakan. 

Bagi para istri yang telaten dan rapi, kantong plastik itu dilipat dengan rapi, dipisah antara besar dan kecil lalu dimasukkan ke dalam rak lemari. Beda dengan para perempuan yang tak terbiasa dengan kerapian. Kantong plastik bekas pakai tanpa dilipat dimasukkan di kantong plastik yang lebih besar lalu dicantelkan begitu saja. Namun Bagi mereka yang lebih tidak suka keteraturan, kantong plastik itu diremas remas kemudian di jejalkan saja ke sudut sudut almari atau bisa dimana saja. 

Pernah lihat para perempuan yang mengambil majalah atau brosur promosi di mall dan swalayan? Ada yang hanya mengambil satu ada pula yang segepok. 

Memang mereka akan membacanya, terutama promo sembako dan kosmetik, tetapi ya sekilas saja. Kertas kertas promo itu lalu disimpan dan dibawa pulang untuk digunakan sebagai pembungkus apa saja. 

Lalu, tara....Yang sering terjadi, Anda akan menjumpai pembalut wanita bekas dibuang dengan bungkus dari kertas kertas promo tadi. 

Coba perhatikan piring, mangkok, gelas di rumah atau ditempat lain. Tak jarang ditemui barang barang tersebut ada cap produk yang tertempel. Cap tersebut menandakan bahwa barang barang itu berasal dari hadiah atau promo. 

Sebagian barang itu ada didapat karena membeli produk yang biasa dipakai. Namun ada pula sosok sosok yang sengaja memburu hadiah atau promo dari suatu produk, padahal produk tersebut jarang digunakan di keluarga. Biasanya mereka yang hobi memburu produk produk tersebut adalah perempuan. 

Jika melihat produk berlabel promo atau diskon, para perempuan sering gelap mata. Tak peduli apakah masih ada banyak tersimpan produk itu dirumah, mereka maunya tetap membeli saja. 

Bila ditanya untuk apa barang tersebut, jawabnya, "Lumayan, buat koleksi"

Lalu jika ditanya lagi "Lho, biasanya khan tidak pakai produk itu? "

Dengan enteng mereka membalas, "Ah, semua produk itu sama saja. Lihat saja komposisi bahannya. Yang membedakan itu cuma perusahaan yang bikin saja"

Pastik, kertas, pecah belah, tiga barang itu baru sekedar contoh saja. Jika kita membuka lemari, akan ada benda benda lain yang tidak mencerminkan kehidupan minimalis. Koleksi pakaian, perhiasan, sepatu dan entah apalagi yang kita temui. Semua barang itu kebanyakan dimiliki oleh perempuan. 

Lantas mengapa judul artikel ini 'MINIMALIS lebih disukai perempuan? '

Memang betul minimalis lebih disukai perempuan. Namun yamg dimaksud sini bukan kehidupan minimalis, tetapi gaya bersolek yang minim alis. 

Perempuan itu kadang aneh karena ingin tampil cantik. Mereka melakukan hal hal yang terkadang terlihat mubasir bagi laki laki. Salah satunya mengurangi alis bahkan menghilangkannya. 

Mudah dijumpai di YouTube maupun blog blog perempuan yang memperlihatkan cara membuat alis yang cantik. Mulai dari penggunaan alat rias yang semestinya, hingga hanger baju untuk membuat lengkungan alis yang diinginkan. 

Kenapa dikatakan mubasir? Karena alis alis tersebut bukannya dibiarkan lalu ditambah tambahi agar terlihat bagus, tetapi malahan digunting bahkan dicukur habis. Rambut alis yang hilang atau kurang inilah yang saya sebut sebagai minim alis. 

Dengan alasan ingin terlihat lebih cantik menarik, alis alis minim itu dikerok, digambar, hinggap ditanami rambut baru atau lebih dikenal sebagai sulam alis.

Alis alis tersebut kemudian digambar atau dibentuk melengkung keatas, kebawah, lancip, tumpul, oval, tebal, tipis, hingga memerlukan waktu cukup lama untuk membuatnya. 

Yang menimbulkan pertanyaan para lelaki adalah, "Mengapa harus dikurangi atau dihilangkan jika kemudian dibuat lagi"

Satu hal yang juga membuat lelaki bingung, "Mengapa biaya untuk membuat alis baru itu sedemikian mahal hingga ratusan ribu? "

Oleh sebab itu para lelaki tak mau buang buang uang dan waktu hanya untuk membentuk alis. Mereka tidak mau jika alis alis natural itu digunting lalu digambari. 

Ada satu alasan lagi yang membuat laki laki takut minimalis. 

Di masyarakat Jawa ada satu kepercayaan mistis yang mengatakan bahwa orang yang tidak punya alis itu pemelihara tuyul. Artinya orang tersebut mempunyai pesugihan untuk mendapat kekayaan tidak halal. Oleh sebab itu, jika tak ingin disebut pemelihara tuyul, para laki laki harus mempertahankannya tetap utuh. 

Bagi perempuan, tak punya alis adalah kewajaran. Mereka bisa mengelak dicap pemelihara tuyul karena minim alis itu demi kecantikan. 

Lantas bagaimana jika tuduhan itu dialamatkan kepada seorang laki laki yang tak punya alis? Alasan apa yang akan diberikan? 

Aih..kalau ike sih demi cinta donng... 

Ya nggak beib.... 

Yiuukk.... 

Salatiga, 170722.140

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun