Mohon tunggu...
Sri Handoko Sakti
Sri Handoko Sakti Mohon Tunggu... DOSEN

HOBY MUSIC, MEMBACA , HIKING

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Senjata Taktik Trade Off dalam ekspor impor

2 Mei 2025   23:19 Diperbarui: 2 Mei 2025   23:19 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : https://www.studytienganh.vn/news/1889/trade-off-la-gi-va-cau-truc-cum-tu-trade-off-trong-cau-tieng-anh

"Trade-Off" dalam Perdagangan Internasional

Anda mungkin rutin semingu sekali atau tiga hari sekali ke warung soto langganan anda untuk menikmati sotonya. Sewaktu mau membayar, tiba tiba harganya naik? "Lho, Pak, kenapa kok kenapa lebih mahal dari biasanya?" tanya anda surprise begitu disebutkan hargamya. Si abangnya nyengir aja tanpa dosa: "Harga daging sapi pada naik, Mas. Tapi nih, saya kasih tambah kikil gratis deh biar puas!"

Nah, itu adalah salah satu dari gaya trade-off versi kaki lima.

Sedangkan di dalam dunia ekspor-impor, konsepnya mirip mirip cuma skalanya lebihh luas dan bentuk trade off nya mungkin lebih kompleks.

Pengertian dari Trade-off (tukar-menukar konsesi) adalah salah satu strategi negosiasi di mana pihak-pihak yang terlibat dalam perdagangan saling memberikan konsesi (kelonggaran atau keuntungan) untuk mencapai kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak. Dalam konteks ekspor-impor, trade-off juga sering melibatkan beberapa pertukaran dalam kebijakan seperti:

  • Pengurangan tarif bea masuk
  • Penyesuaian kuota impor
  • Penerapan standar produk tertentu
  • Pembukaan akses pasar

Jadi intinya teknik ini mirip dengan prinsip "give and take", di mana suatu negara mungkin mengorbankan kepentingan tertentu untuk mendapatkan keuntungan di sektor lain. Dalam arti sempit pihak eksportir atau importir akan mengorbankan kepentingannya dalam bernegosiasi untuk mendapatkan keuntungan dari lainnya.

Bayangin jika seorang pengusaha batik tiba tiba, mendapat order, dimana ada buyer dari Amerika mau pesan 10.000 potong. Wah mantap juga! Ini rezeki Namanya nomplok! Tapi pas deal mau closed, si buyer dari Amerika  bilang: " Pewarna Anda mengandung bahan kimia berbahaya. Anda harus beralih ke pewarna yang ramah lingkungan."

Mendengar berita itu anda jadi bengong: "Lho, kan itu memenuhi permintaan butuh biaya tambahan dan otomatis harga batiknya lebih mahal. Nanti jualan gak kompetitif!"

Tapi kemudian si buyer nawar: "ok kita akan potong untuk bea masuknya."

Maka terpaksa si pengusaha akhirnya, harus hitung hitungan lagi untuk harga ekspornya dan misalnya di dapat:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun