Mohon tunggu...
Sri Fitriyani
Sri Fitriyani Mohon Tunggu... Tutor - Mahasiswi Pendidikan Akuntansi Universitas Pendidikan Indonesia

Hallo My name is Sri Fitriyani

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Manajemen Emosi dalam Pembelajaran Daring

27 Juli 2021   08:29 Diperbarui: 27 Juli 2021   08:35 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hallo selamat Pagi, kali ini saya akan memberitahu tips Manajemen Emosi di Masa Pandemi Covid-19

Pembelajaran yang dilakukan secara online atau lebih dikenal dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), membuat para orangtua pusing untuk mengatur dan memberikan pendampingan belajar kepada anak,karena Kurangnya pengetahuan tentang teknologi maupun tugas yang diberikan  oleh guru tidak dimengerti orangtua, dan hal itu membuat orangtua kewalalahan dalam mengatur emosinya.

Pengendalian emosi diperlukan seperti dalam satu hadist yang mengatakan :

Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Ath Thabrani, Rasulullah SAW menjawab janganlah marah ketika ada orang yang bertanya tentang apa yang bisa menyelamatkannya dari murka Allah (Najati, 2001; Najati, 2005). Demikian pula pada kesempatan lain Nabi Muhammad menanyakan pada para sahabat: 

“Siapakah orang yang gagah di antara kalian?” Mereka menjawab: ”Orang yang tidak bisa dibanting oleh oranglain.” Beliau berkata, “Bukan itu, orang gagah adalah orang yang mampu menguasai dirinya ketika marah “( HR Muslim dan Abu Dawud)

Untuk mengatasi hal tersebut maka para orangtua harus belajar bagaimana cara mengatur emosi atau disebut dengan manajemen emosi.

Bagaimana sih caranya ? Ini dia tips Manajemen Emosi

1. Pengalihan/Displacement.
Pengalihan merupakan suatu cara mengalihkan atau menyalurkan ketegangan emosi pada obyek lain.
Contoh ketika sedang mendampingi anak belajar dan anak tidak mengerti terhadap apa yang kita ucapkan dan jelaskan sehingga kita kesal, nah sebelum ayah bunda bertindak sebaiknya ayah bunda pergi dulu sebentar menjauh dari si anak untuk menyenangkan diri dan mengalihkan emosi yang sedang ayah bunda rasakan.

2. Penyesuaian Kognitif / Cognitive Adjustment.
Landasan teori penyesuaian kognitif adalah realitas bahwa kognisi seseorang sangat mempengaruhi sikap dan perilakunya.
Penyesuaian kognitif merupakan cara yang dapat digunakan untuk menilai sesuai menurut paradigma seseorang yang disesuaikan dengan pemahaman yang dikehendaki. 

Pengalaman-pengalaman dalam peta kognisi dicocokkan dengan berbagai hal yang paling mungkin dan pas untuk diyakini. Ada 3 bentuk penyesuaian kognitif, yaitu atribusi kognitif, empati dan altruisme.

Atribusi kognitif adalah suatu mekanisme yang menempatkan persepsi berada dalam kondisi positif. Setiap masalah selalu dilihat dari sisi positifnya. Contoh ketika kita kesal dengan anak karena tidak mengerti pelajaran terus, kita harus berpikir positif misalnya "oh mungkin saya kurang mengajarinya dengan baik" agar emosi tidak kita tidak meledak pada anak.

Empati merupakan kesadaran dalam diri seseorang untuk turut merasakan apa yang sedang dialami oranglain, baik berupa kesulitan maupun musibah. Contoh ketika anak susah memahami pelajaran kita harus memiliki empati pada anak dan memahami perasaan anak agar emosi kita terjaga dan tidak mudah menyalahkan anak.

Altruisme merupakan salah satu prinsip dalam relasi interpersonal. Harus adanya komunikasi yang baik antara anak dengan orangtua, orangtua harus menyampaikan apa yang harus anak pelajari dan jangan lupa orangtua harus mendengarkan keluh kesah anak agar anak merasa dihargai.

3. Coping strategy.
Coping dimaknai sebagai tindakan seseorang dalam menanggulangi, menerima atau menguasai suatu kondisi yang tidak diharapkan (masalah). Contoh ketika anak mendapatkan nilai kurang bagus maka orangtua harus bisa menghargai dan mengapresiasi kinerja anak, dan harus yakin bahwa anak sudah melakukan yang terbaik versi dirinya.

Jadi teruntuk para orangtua tetap semangat dalam mendampingi anak belajar ya :)


Sumber (1)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun