Teringat satu syair lagu yang diciptakan oleh Andjar Rany tentang Kota Blitar.
Blitar, kutho cilik sing kawentar
Edi peni, Gunung Kelud sing ngayomi
Blitar, jaman Jepang nate gempar
PETA brontak sing dipimpin Supriyadi (Sumber:Â www.bicarablitar.com)
Memang, meskipun kota kecil, tetapi Blitar merupakan satu kota yang cukup terkenal. Hal ini terkait erat dengan Presiden pertama Republik Indonesia yaitu Ir Soekarno yang dimakamkan di Kota Blitar. Selain itu pemberontakan pasukan Pembela Tanah Air (PETA) yang dipimpin oleh Sudanco Supriyadi juga turut menjadi andil membuat Blitar semakin tersohor.
Dari segi pariwisata, Blitar saat ini sudah cukup terkenal.Â
Selain wisata alam seperti Pantai Serang, Pantai Jolosutro, Pantai tambakrejo, Wisata Sejarah / budaya seperti Candi Penataran, Candi Simping, saat ini juga banyak dibangun wisata edukasi seperti kampung Coklat, Blitar park, Wisata ekologis seperti hutan Gogoniti, Hutan Pinus Loji, Rambut Monte dan masih banyak tujuan wisata lainnya yang tidak kalah menarik dibanding dengan wisata daerah lain.
Salah satu alat transportasi yang cukup terkenal ditahun 1990 an adalah angkutan pedesaan yang dikenal dengan nama mikrolet, yaitu satu kendaraan roda empat yang di cat warna kuning (pada saat itu disebut dengan nama mi kuning) dan kursi kendaraan yang disusun menghadap samping sehingga bagian tengah kendaraan kosong dan biasanya digunakan sebagai tempat untuk meletakkan barang bawaan penumpang, karena kendaraan ini tidak tersedia bagasi.
Pada tahun itu, hampir disetiap daerah tersedia mikrolet yang tarifnya rata-rata masih Rp 100,- Para pengusaha transportasi berlomba-lomba mencari armada sebanyak-banyaknya karena memang penghasilan sebagai pengelola transportasi cukup bagus, karena masih belum banyak orang yang memiliki kendaraan prbadi.
Cara membedakan tujuan mikrolet adalah dengan melihat kode masing-masing kendaraan tersebut. Ada kode WS (Wlingi Semen), WK (Wlingi Selopuro Kanigoro), WG (Wlingi Gandusari), WR (Wlingi Resapombo) dan banyak line yang lain.
Anak sekolah tidak gengsi berangkat dan pulang sekolah naik mikrolet karena memang saat itu belum banyak masyarakat yang memiliki kendaraan pribadi.
Seiring dengan naiknya taraf hidup masyarakat, lambat laun mikrolet ditinggalkan para pelanggan. Masyarakat lebih memilih naik kendaraan pribadi, baik roda dua maupun roda empat, karena beberapa pertimbangan, antara lain:
Pertama, naik kendaraan pribadi lebih efisien waktu dibanding naik kendaraan umum, karena biasanya, kendaraan umum ada timer yang harus dipenuhi. Ketika hendak berangkat harus mempertimbangka jumlah penumpang bahkan menunggu armada penuh terlebih dahulu supaya sopir tidak rugi ketika mengangkut penumpang.
Kedua, naik kendaraan pribadi lebih bersih, karena biasanya ketika naik kendaraan umum, kita akan bercampur dengan beberapa orang dengan berbagai latar belakang dan tujuan perjalanan.
Ketiga, naik kendaraan pribadi lebih hemat biaya.
Keempat, naik kendaraan pribadi lebih aman, baik dari kejahatan maupun pelecehan seksual.
Melihat minat masyarakat untuk naik kendaraan umum semakin kecil, tentu saja akan berpengaruh terhadap situasi dan kondisi kota, karena mau tidak mau, tingkat kemacetan lalu lintas akan semakin tinggi. Disamping itu, polusi udara akibat asap kendaraan juga semakin tinggi sehingga akan berpengaruh terhadap kebersihan udara suatu kota.
Sebagai masyarakat, besar harapan kami supaya pemerintah daerah lebih peduli dengan transportasi umum bagi masyarakat, baik tujuan lokal maupun antar kota. Keberadaan kereta listrik yang nyaman dan aman serta bisa menjangkau seluruh pelosok daerah diwilayah Blitar semoga bisa terwujud di masa yang akan datang, mengingat sudah banyak tjuan wisata yang tersebar diseluruh pelosok Blitar.
Dengan tersedianya transportasi yang aman serta nyaman, tentu akan bisa menjadi daya tarik bagi para wisatawan dari daerah lain dan tentu saja akan menjadikan Blitar semakin tersohor dan terkenal.
Blitar, 22 Agustus 2022
