Setiap tanggal 1 Oktober, akan selalu mengingatkan kita semua pada peristiwa 56 tahun silam atau tepatnya tanggal 30 september sampai 1 oktober 1965.Â
Kalau tahun-tahun sebelumnya, upacara digelar menggunakan seremonial tertentu, tetapi semenjak pandemi covid 19 masuk ke wilayah negeri kita, peringatan hari kesaktian Pancasila digelar melalui dunia maya menggunakan zoom meeting atau live streaming youtube channel.Â
Meskipun upacara digelar melalui melalui dunia maya dan secara virtual, tetapi secara esensi tidak mengurangi kekhidmatan peringatan tersebut.
Pada intinya, peringatan hari kesaktian Pancasila adalah sebagai wujud mengenang jasa para pahlawan revolusi yang gugur pada peristiwa 56 tahun silam dan peringatan ini digunakan sebagai momen untuk mempererat persatuan dan kesatuan bangsa.Â
Enam Jendral serta satu Letnan yang gugur, ditemukan di sebuah lubang berdiameter 75 cm dan berkedalaman 12 meter di Lubang Buaya Jakarta Timur.Â
Enam Jendral tersebut adalah Jendral TNI (Anumerta) Ahmad Yani, Letjen (Anumerta) Suprapto, Mayjen (Anumerta) MT Haryono, Letjen (Anumerta) Siswondo Parman, Mayjen (Anumerta) DI Panjaitan, Mayjen (Anumerta) Sutoyo Siswomihardjo serta Lenan Satu (Anumerta) Pierre Andreas Tendean.
Tanggal 1 Oktober diperingati sebagai hari kesaktian Pancasila karena Pancasila memiliki kesaktian yang tidak bisa digantikan oleh faham apapun. Lima sila dalam Pancasila terdiri dari lima asas moral yang sangat relevan menjadi dasar negara Republik Indonesia.
Sila pertama, KeTuhanan yang Maha Esa menuntut setiap warga negara Indonesia untuk mengakui adanya Tuhan yang Maha Esa serta menuntut semua warga negara untuk bisa hidup rukun meskipun memiliki perbedaan agama dan keyakinan.
Sila Kedua, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab mengandung makna mengajak masyarakat untuk memperlakukan setiap orang sebagai sesama manusia serta menjunjung tinggi martabat dan hak asasinya serta bertindak adil dan beradab. Seluruh masyarakat harus menjunjung tinggi sikap tenggang rasa sesama manusia.