*
Sejak insiden ikan nila hangus, aku tidak pernah lagi meributkan barangku yang hilang. Aku mendiamkan ulah Maya, sampai suatu hari kulihat Maya membenahi tas pakaian yang berada di kakinya. Saat itu aku sedang menikmati secangkir teh panas di beranda.
"Bu... saya mau pulang kampung," suara Maya terdengar perlahan.
"Hem... adakah keluargamu yang sakit?"
"Saya tidak mau lagi bekerja di sini dan saya minta semua gajiku bulan ini."
"What? Kamu minta gajimu secara penuh? Apa alasan untuk saya membayarmu secara penuh. Kalau mau terima gaji penuh, awal bulan depan kamu berhenti kerja. Setuju?"
"Tidak bisa Ibu, saya harus segera pulang  kampung," suara Maya terdengar mendesak.
"Kalau memaksa mau pulang sekarang, saya hanya memberikan setengah gajimu."
"Tidak bisakah Ibu berikan gajiku secara penuh untuk menutupi ongkos transpor pulang kampung dan beli ole-ole."
"Tidak... gajimu setengah saja yang kuberikan."
"Kenapa begitu Ibu? Selama ini saya sudah bekerja keras di rumah Ibu."