"Sheryl...Sheryl...." teriak Mami Kimi saat membuka pintu ruang tamu. Suaranya menggema ke seantero rumah. Bi Muna tergopoh-gopoh menyambut kedatangan si pemilik rumah.Â
"Dimana Sheryl?"
Wajah Bi Muna pucat pasi mendengar pertanyaan Mami Kimi.
"Saya angkat koper Madame ke dalam kamar ya," Bi Muna buru-buru menghilang dari pandangan Mami Kimi. Perempuan perlente itu mengernyitkan keningnya. Dia segera masuk ke dalam ruang tengah memanggil nama Sheryl. Tiba-tiba Beno keluar dari kamarnya dan segera mencium tangan sang ibu.
"Mami kok pulangnya cepat?" Beno sangat kaget melihat kedatangan ibunya.
"Aku tidak mau tinggal lama-lama di Bandung, kasihan Sheryl tidak ada yang mengurus," wajah Beno berubah warna menjadi seputih kapas saat mendengar nama Sheryl disebut.
"Kamu lihat Sheryl? Ini Mami bawakan dada ayam rebus kesukaannya. Sheryl... dimana kamu Nak? Ada dimana anjing itu?" Mami Kimi bertanya dalam hatinya. Biasanya Sheryl suka rebahan di sofa ruang tamu menunggu kedatangan Mami Kimi dari bepergian. Kecantikan anjing gembala Australia berwarna hitam coklat sangat menggemaskan dipandang mata. Beno memandang kecewa pada bungkusan yang ada dalam tangan ibunya.
"Mungkin Sheryl sedang rebahan di dalam kamar Madame Tua, Sheryl kan pintar mendeteksi kedatangan malaikat maut supaya dia juga dapat warisan leluhur," Beno berkilah ngasal kepada ibunya. Mami Kimi mendengus marah mendengar kalimat itu.
"Dasar anak kualat, ngomongmu semakin ngaco saja."
"Aku kecewa, Mami lebih sayang Sheryl daripada Beno..." lelaki muda itu meninggalkan Mami Kimi seorang diri.