Mohon tunggu...
Sri NurAminah
Sri NurAminah Mohon Tunggu... Lecturer

I am entomologist, I believe my fingers. Cerpen pertama Kartini Dari Negeri Kegelapan menjadi Juara III Lomba Menulis Cerpen (Defamedia, Mei 2023); Predikat Top 15 Stories (USK Press, Agustus 2023); Juara II Sayembara Cerpen Pulpen VI (September 2023); Juara II Lomba Menulis Cerpen Bullying (Vlinder Story, Juni 2024); Predikat 10 Top Cerpen Terbaik (Medium Kata, Agustus 2024); Juara III Lomba Menulis Cerpen The Party's Not Over (Vlinder Story, Agustus 2024); Predikat 10 Top Cerpen Terbaik (Medium Kata, Oktober 2024). Novel yang telah dihasilkan: Baine (Hydra Publisher, Mei 2024) dan Yomesan (Vlinder Story, Oktober 2024). Instagram: @srifirnas; personal website https://www.aminahsrilink.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Deklarasi Pencinta Kupu-Kupu

19 Juni 2024   22:42 Diperbarui: 19 Juni 2024   23:15 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemburu Kupu-Kupu (Sri NurAminah, 2016)

Kalimat edan dari mulut Ilham terasa bagaikan ledakan petir di siang bolong namun kutahan diriku dalam diam seribu bahasa. Tiba-tiba...

"Itu Kak, kupu-kupunya terbang ke arah hutan. Aku menunjuk seekor kupu-kupu besar berwarna hitam dengan bercak kuning pada sayapnya."

"Tunggui aku disini..."

Lelaki perkasa itu segera berlari mengejar kupu-kupu yang kulihat. Dia mengayunkan jaringnya dan berhasil menangkap seekor kupu-kupu di dalamnya. Aku terpukau melihat gerakan indah Ilham saat menangkap kupu-kupu. Begitu luwes dalam pandangan mataku.

"Jangan bengong saja, ambil kupu-kupunya, ntar keburu rusak sayapnya."

"Itu apa Kak?" aku menunjuk sebuah kantong plastik di tangan Ilham.

"Aku dapat gundukan serasah baru untuk Astrid saat menegejar si cantik ini. Lumayanlah menambah koleksi fauna tanah yang dicarinya."

Aku kembali mendengus kesal. Dengan kasar kumasukkan kupu-kupu itu ke dalam killing bottle berisi kapas beralkohol. 

"Kamu kenapa sih? Dari tadi monyong saja kalau kusebut nama Astrid. Jangan-jangan kamu..."

"Aku kurang nyaman mendengar nama Astrid selalu disebut setiap kali kita ketemu."

"Astrid kan temanmu, dia bukan siapa-siapaku loh."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun