Mohon tunggu...
Sri NurAminah
Sri NurAminah Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer

I am entomologist. I believe my fingers...

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Cerita Sahurku: Ada Udang Mengintip di Atas Piring

24 Maret 2023   10:49 Diperbarui: 24 Maret 2023   11:48 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kolaborasi Udang Goreng dan Sambal Tomat (Sri NurAminah, Februari 2020)

Hiruk pikuk buka puasa hari pertama Ramadan masih terasa keseruannya. Bulan Ramadan nan suci dan penuh berkah telah menjadi ladang pahala untuk insan yang ingin meningkatkan keimanannya kepada Allah Subhana Wa Ta'ala. Alam semesta menjadi saksi datangnya bulan mulia yang sangat ditunggu oleh umat muslim di seluruh dunia.

Seperti beberapa hari yang lalu, menu yang kusajikan tetaplah boga bahari, hanya berbeda jenisnya. Kota Makassar yang menjadi tempatku bertinggal adalah surganya boga bahari. Selat Makassar  yang menjadi sumber kehidupan nelayan telah memberikan aneka ikan segar, udang, cumi, kerang dan berbagai jenis hewan laut. Hasil tangkapan para nelayan dapat ditemukan di tempat pelelangan ikan. Bahkan ikan pari dan ikan kotak (bahasa Makassar menyebutnya sebagai ikan kudu-kudu) juga dapat ditemukan jika kita mengunjungi tempat mendaratnya hasil laut yang langsung dibawa turun dari kapal penangkap ikan.

Sayup-sayup di kejauhan terdengar teriakan Paronda membangunkan buibu untuk mempersiapkan menu sahur. Selain saya, seluruh penghuni rumahku masih lelap tertidur dibuai sejuknya hawa dinihari.  Saya memeriksa isi lemari makan dan berpikir tampaknya sambal tomat campur terasi kemangi dan udang putih digoreng  dapat meningkatkan nafsu makan saat sahur. Aroma asam yang menguar dari pecahan tomat segar menabrak hidungku. Bau tomat telah menghilangkan rasa penat mataku yang kelelahan setelah membuat materi kuliah untuk mengajar besok siang di kelas yang anggotanya sudah tidak sabar menunggu kedatanganku.

Udang putih yang menjadi bintang menu sahurku sudah siap dieksekusi menjadi hidangan lezat penggugah selera. Para udang nan molek ini telah dibuang kepalanya. Gerombolan udang berwarna menawan tanpa sungut  dimarinade dengan air jeruk nipis dan garam selama 15 menit untuk menghilangkan bau dan rasa amisnya. Hewan berkaki banyak ini memang paling mudah menyesuaikan diri untuk menjadi hidangan apapun. Selain digoreng, udang dapat dibakar, direbus, menjadi campuran bakwan, pelezat cah sayur dan bintang utama sambal tumis. Udang goreng yang menjadi tematik hidanganku  adalah kerabat lobster yang telah lama menjadi hidangan mewah di restoran berbintang. Udang termasuk ke dalam kelompok atau filum arthropoda yaitu hewan yang mempunyai badan dan anggota tubuh yang beruas banyak, sub filumnya adalah  Crustaceae. 

Sebagai tambahan informasi untuk Pembaca, udang putih segar sebanyak 100 gr mengandung protein, kalsium, magnesium, asam lemak dan kolesterol. Kandungan kolesterolnya yang tinggi menyebabkan udang menjadi salah satu pantangan untuk dikonsumsi oleh orang yang menderita penyakit asam urat.

Sambal tomat yang menemani udang goreng buatanku kuolah menggunakan cobek batu warisan ibuku. Betapa indahnya mengulek manual buah cabai rawit merah penghasil capsaicin memakai  barang antik edisi terbatas terbuat dari batu. Menurut cerita Ibuku, cobek antik ini adalah hadiah pernikahan beliau puluhan tahun yang lalu. 

Bayangan indah masa kecil membantu Ibu mengulek bumbu menggunakan cobek batu historis ini mengalir deras melewati pembuluh otakku. Gerusan alu batu penuh semangat menggiling gerombolan cabe, potongan tomat, terasi, gula dan garam menjadi adonan serupa pasta. Tidak dapat dipungkiri bahwa sambal dan segala rupa variannya merupakan lambang pemersatu komunitas. Sejak lama diketahui bahwa kuliner merupakan jalan untuk meningkatkan silaturahmi di dalam kehidupan berbagai bangsa di Asia Tenggara. 

Selain dibuat menjadi sambal, beraneka rupa cara masyarakat mengolah tanaman bernama latin Capsicum frutescens alias cabai rawit. Hal ini dijumpai pada masakan Padang yang identic dengan rasa pedas berasal dari ramuan berbagai bumbu otentik dari hasil olahan tangan terampil. Selain cabai rawit, ada pula varian lainnya yaitu: cabai besar, cabai keriting dan paprika yang lazim digunakan sebagai campuran pizza.

Selain dijadikan campuran masakan, potongan cabai segar warna warni, taburan kemangi dan dicampur dengan kecap manis plus perasan air jeruk nipis menjadi teman sempurna untuk menyantap ikan bakar. Kandungan capsaicin yang menjadi perangsang nafsu makan berperan sangat penting di dalamnya. Potongan cabai juga berkolaborasi sangat sempurna dengan cincangan halus mangga muda yang disiram dengan air rebusan udang. Ada juga acar cabai hijau yang sangat lezat dinikmati dengan mie kering disiram saus berisi potongan cumi, udang plus sawi hijau. Oh my God, I feel my mouth watering imagine many delicious food.

Bulan Ramadan adalah ajang menyatukan seluruh keluarga. Hidangan buka puasa dan sahur sederhana yang dinikmati seluruh keluarga merupakan ungkapan rasa syukur atas rezeki yang diberikan oleh Allah Subhana Wa Ta'ala. Selamat menunaikan ibadah puasa, mohon maaf lahir dan batin (srn).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun