Sepanjang pertumbuhan tanaman padi, petani juga harus waspada terhadap serangan pengganggu tanamannya yang siap menyerang pada tiap fase perkembangan.Â
Fase masak susu tanaman padi merupakan tahap paling disukai oleh walang sangit dan tikus. Sebagai kelompok mammalia, tikus sawah mempunyai banyak cara merusak tanaman padi.Â
Sebenarnya alam telah mempunyai rantai makanan untuk menjaga keseimbangan alam. Sayang seribu sayang, ekosistem telah rusak karena campur tangan manusia. Meledaknya populasi tikus sebagai realitas hilangnya ular, burung elang dan burung hantu yang berperan sebagai predator potensil di sawah.
Bulir Padi dan Hama Perusak Tanaman
Tanaman padi sebagai sumber karbohidrat menghasilkan untaian bulir berwarna keemasan saat matang fisiologis. Rangkaian bulir nan cantik ini mengundang kedatangan kawanan burung kelaparan yang berada di tempat itu.Â
Di dalam rantai makanan, burung pemakan biji-bijian posisinya pada rantai trofik kedua setelah tumbuhan hijau yang berperan sebagai produsen. Beberapa jenis burung pemakan biji-bijian yang ditemukan menyerang sawah di Indonesia adalah: burung pipit, burung bondol dan lain-lain.Â
Aktivitas paruh burung pemakan padi mengakibatkan bulir rontok sebelum tiba waktu panen, patahnya tangkai malai dan daunnya robek. Mengapa kawanan burung hama sangat sulit dikendalikan saat musim panen?Â
Beberapa faktor penyebabnya antara lain: sarangnya berada di sekitar sawah sehingga kawanan burung hama menahu benar situasi daerah itu, pertanaman padi tidak serentak berpotensi sebagai lumbung makanan kawanan burung karena tersedianya sumber pakan secara terus menerus dan kontribusi pestisida kimiawi yang mematikan predator.
Fakta di lapangan tentang penggunaan pestisida kimiawi tanpa jadwal yang dilakukan petani dalam mengendalikan organisme pengganggu tanaman juga berpotensi mematikan musuh alami di sawah.
Laba-laba dan hewan kecil di sawah yang menjadi mangsa burung hama, semuanya mati terkena racun pestisida. Perilaku burung hama yang kerap memakan serangga merupakan upaya menambah nutrisi untuk menghasilkan telur.Â
Dominansi pestisida kimiawi sebagai pemberi solusi terbaik dalam dunia pertanian Indonesia telah membawa perubahan lingkungan secara besar-besaran. Beberapa trofik rantai makanan musnah dan memicu terjadinya ledakan populasi hewan tertentu yang merusak keseimbangan alam.