Ekonomi Indonesia diperkirakan tumbuh sebesar 2,5% pada tahun 2020 di tengah pandemi penyakit virus corona baru (COVID-19), turun dari 5,0% pada tahun 2019, menurut laporan Asian Development Bank (ADB)Â
Meskipun fundamental ekonomi makro Indonesia kuat, wabah COVID-19 telah mengubah arah perekonomian, dengan menjadi buruk lingkungan eksternal dan menjadi lemah permintaan domestik, kata Country Director ADB yaitu untuk Indonesia Winfried. "Jika tindakan tegas untuk menahan dampak kesehatan dan ekonomi dari wabah, terutama untuk melindungi orang miskin dan rentan, dapat diterapkan secara efektif, ekonomi diharapkan secara bertahap kembali ke lintasan pertumbuhannya tahun depan."
Permintaan domestik diperkirakan akan melemah, seiring melemahnya sentimen bisnis dan konsumen. Seiring pemulihan ekonomi global tahun depan, pertumbuhan Indonesia diperkirakan akan mendapatkan momentum, dengan reformasi investasi yang baru-baru ini diperkenalkan memberikan dorongan tambahan.
Inflasi, yang rata-rata 2,8% tahun lalu, diperkirakan naik tipis menjadi 3,0% pada tahun 2020, sebelum turun menjadi 2,8% pada tahun 2021. Tekanan inflasi dari pasokan makanan yang ketat dan depresiasi mata uang diperkirakan sebagian diimbangi oleh harga yang lebih rendah untuk non-subsidi BBM, serta tambahan subsidi listrik dan pangan.Â
Sementara itu, penerimaan ekspor dari pariwisata dan komoditas diprakirakan menurun sehingga menyebabkan defisit transaksi berjalan sebesar 2,9% dari produk domestik bruto pada 2020. Seiring dengan berlanjutnya ekspor dan investasi pada 2021, volume impor barang modal yang lebih tinggi akan menjaga defisit transaksi berjalan pada level yang lebih rendah. tingkat yang sama dengan tahun 2020.
Pemerintah dengan otoritas keuangan sudah menerapkan langkah-langkah fiskal dan moneter yang sudah terkoordinasi dengan baik dan tepat sasaran yaitu untuk mengurangi dampak pandemi COVID-19 terhadap ekonomi dan mata pencaharian masyarakat. Langkah-langkah ini termasuk pencairan bantuan sosial yang tepat waktu bagi masyarakat miskin dan rentan, serta pemotongan pajak dan keringanan pembayaran pinjaman untuk pekerja dan bisnis.
Dari sisi eksternal, risiko terhadap prospek ekonomi Indonesia antara lain meluasnya wabah COVID-19, penurunan harga komoditas lebih lanjut, dan meningkatnya volatilitas pasar keuangan. Di dalam negeri, prospeknya akan tergantung pada seberapa cepat dan efektif penyebaran pandemi dapat dikendalikan. Kendala dalam sistem layanan kesehatan, serta tantangan penerapan jarak sosial, dapat memperburuk dampak terhadap perekonomian.
ADB berkomitmen untuk mencapai Asia dan Pasifik yang makmur, inklusif, tangguh, dan berkelanjutan, sambil mempertahankan upayanya untuk memberantas kemiskinan ekstrem.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI