Mohon tunggu...
Sri Winarni
Sri Winarni Mohon Tunggu... -

Manusia biasa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Parno Terhadap Islam Politik

13 Juli 2013   09:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:37 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Membaca komentar seorang kompasianer, Om Adyanto Aditomo di http://edukasi.kompasiana.com/2013/07/12/malala-576435.html saya melihat ada ketakutan berlebihan terhadap Islam dan ummat Islam. Parno kalau istilah sekarang.

Fokus dari komentar Om AA adalah rasa paranoid terhadap kemenangan apa yang diwacanakan sebagai : Partai Islam Garis Keras (PIGK).

Menurut saya yang menarik adalah nalar paranoid yang dikembangkan itu kurang didasari suatu argumentasi yang kukuh. Karena suatu pernyataan menjadi lemah dengan sendirinya jika tidak ada landasan argumentasi yang bisa diterima secara umum.

Untuk mengkritisi pemikiran atau komentar Om AA maka saya mencoba menyusun ulang komentar itu dalam bentuk potongan 2 sebagai berikut :

-Peristiwa itu menunjukkan sadisnya islam garis keras

Saya sepenuhnya setuju jika dikatakan bahwa yang memaksa orang perempuan yang belajar itu harus di rumah memang berlebihan. Terlepas dari adat disana bahwa perempuan harus dirumah, pemaksaan dengan kekerasan memang patut ditentang. Pendekatan2 lain bisa saja dilakukan. Pengatasanamaan Islam untuk tindakan melarang perempuan keluar rumah menurut saya perlu digugat dalilnya.

Disisi lain menggeneralisasi bahwa semua orang Islam Garis Keras (IGK) melakukan hal yang sama adalah tindakan yang gegabah. Kalau kita mau berfikir kritis seharusnya bisa diidentifikasi, yang melakukan percobaan pembunuhan itu dari kelompok yang mana. Atau lebih spesifik seperti apa alasannya, dan bagaimana latar belakangnya. Menyamakan suatu kelompok dan menyatukan dengan label garis keras adalah pemaksaan yang berakibat pada penjatuhan tuduhan yang tidak bijak.

-islam garis keras berkiblat ke afghanistan

Ini lebih rumit lagi. Definisi tentang islam garis keras belum dibuat tetapi sudah ditambah dengan pernyataan IGK itu berkiblat ke Afghanistan. Harusnya ada definisi seperti apa IGK itu. Baru pernyataan kedua, IGK berkiblat ke Afghan bisa diuji kebenarannya. Tanpa suatu definisi yang jelas kemudian menuduh berdasarkan asumsi merupakan kesalahan yang fatal.

-islam garis keras mempunyai partai politik di Indonesia

Pernyataan ini lebih fatal. Tidak hanya fatal tapi sudah blunder (baca buku berjudul :blunder, sangat menarik).

Pernyataan bahwa IGK berpolitik sudah merupakan kontroversi. Apalagi seperti sudah yakin bahwa IGK ikut pertarungan pemilu. Maka bisa diidentifikasi siapa yang disebut IGK dalam isi kepala Om AA.

Harusnya Om AA hati2 melakukan tuduhan, ada argumentasi mengapa suatu kelompok digolongkan sebagai garis keras. Apa indikasi dan buktinya sehingga pernyataan diatas sahih.

-jika parpol islam garis keras menang akan membunuh wanita yang sekolah

Ini lebih parah lagi. Argumentasi sudah tidak kukuh, membuat pernyataan sebagai landasan bagi pernyataan berikutnya. Istilahnya A berdasarkan B, B berdasarkan C sedangkan C sendiri tidak layak dijadikan landasan.

Karena itu wajar jika disebut pernyataan itu hanya keluar dari ketakutan yang tidak berdasar. Seperti orang melihat hantu. Sesuatu yang tidak ada tetapi dipercayai ada.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun