Mohon tunggu...
sri nuraini
sri nuraini Mohon Tunggu... Hoteliers - swasta

seorang yang gemar snorkeling

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menangkal Kebencian dan Intoleransi dengan Silaturahmi

14 Mei 2022   07:05 Diperbarui: 14 Mei 2022   07:17 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Silaturahmi - tirto.id

Indonesia memang negara besar dengan beragam budaya dan tradisinya. Salah satu tradisi yang sangat melekat adalah silaturahmi. Ketika pandemi melanda, silaturahmi secara fisik tidak bisa dilakukan, tapi silaturahmi secara online menjadi hal baru. Ketika pemerintah memperbolehkan mudik di hari raya idul fitri kemarin, jutaan orang pulang kampung hanya untuk melakukan tradisi lebaran. 

Dalam lebaran biasanya umat muslim di Indonesia saling memaafkan, saling berkunjung ke saudara dan tetangga. Hal tersebut merupakan bagian dari tradisi silaturahmi yang masih dipertahankan hingga saat ini.

Silatirahmi merupakan bagian dari kearifan lokal yang harus terus dipertahankan. Hal ini penting untuk menangkal bibit kebencian yang terus bermunculan di dunia maya. Belajar dari tradisi saling memaafkan dan meminta maaf di perayaan idul fitri, membuat api permusuhan menjadi sirna. Amarah yang tadinya sempat menguasai segala pikiran dan tindakan, menjadi sirna karena tradisi tersebut.

Oleh karena itu, tradisi silaturahmi dan saling memaafkan pada dasarnya merupakan kultur lokal yang sangat menarik. Hampir di setiap daerah mempunyai tradisi lokal semacam ini. Salah satunya adalah tradisi bakar batu. 

Jika terjadi perselisihan atau perang, setelah itu masyarakat setempat meminta maaf dengan upacara bakar batu. Tradisi yang kurang lebih sama, juga ada di setiap daerah. Karena itulah menjadi penting untuk terus menjaga dan mengimplementasikan nilai kearifan lokal dalam keseharian.

Silaturahmi menjadi titik awal, untuk bisa saling mengenal, saling memahami, dan bisa melihat segalanya secara obyektif. Apalagi manusia sejatinya adalah makhluk sosial, yang tidak bisa hidup sendiri. 

Setiap manusia yang ada di bumi pasti membutuhkan pertolongan orang lain. Karena itulah setiap manusia dianjurkan untuk saling berinteraksi, saling memahami satu dengan lainnya, juga saling tolong menolong. 

Kenyataannya, ada juga kelompok intoleran dan radikal, yang memilih eksklusif, tidak terbuka, merasa paling benar, dan cenderung menyalahkan bahkan mengkafirkan. Hal semacam ini harus dihindari.

Dengan silaturahmi, pada dasarnya merupakan upaya untuk menyambung persaudaraan antar sesama. Kita semua pada dasarnya saling bersaudara, meski mempunyai latar belakang yang berbeda. Namun, di Indonesia perbedaan dan keberagaman menjadi sebuah keniscayaan yang tidak bisa dilawan. Kita semua harus hidup berdampingan dengan perbedaan dan keberagaman. Karena itulah dengan silaturahmi, kita bisa mengerti dan memahami esensi dari keberagaman tersebut.

Kelompok radikal selalu mengklaim bagian dari mayoritas masyarkaat muslim. Karena itulah segala sesuatunya harus didasarkan pada ajaran Islam. Sementara ucapan dan perilakunya justru jauh dari ajaran agama. Sementara dalam Islam sendiri menuntun pada ajaran kebaikan dan kasih sayang nir kekerasan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun