Mohon tunggu...
sri nuraini
sri nuraini Mohon Tunggu... Hoteliers - swasta

seorang yang gemar snorkeling

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sumpah Generasi Milenial: Bersatu Melawan Radikalisme

26 Oktober 2021   23:00 Diperbarui: 27 Oktober 2021   00:04 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Toleransi - jalandamai.org

28 Oktober, seluruh masyarakat Indonesia memperingati hari sumpah pemuda. 93 tahun yang lalu, di tanggal tersebut, para pemuda yang berasal dari berbagai daerah, berkumpul untuk mewujudkan mimpinya tentang Indonesia. Mereka melepaskan ego kelompoknya. Tidak ada lagi Jawa, Papua, Kalimantan atau daerah lain. 

Yang ada adalah pemuda Indonesia. Meski para pemuda tersebut umumnya mempunyai bahasa daerah masing-masing, dalam pertemuan tersebut mereka sepakat untuk berbahasa satu bahasa Indonesia. Dan mereka juga sepakat untuk menyebut bumi yang mereka pijak sebagai bangsa Indonesia.

Disinilah titik awal persatuan Indonesia. Disinilah titik awal bersatunya keberagaman yang ada di negeri ini. Tidak ada yang merasa mayoritas atau minoritas, tidak ada yang merasa pandai atau direndahkan. Gelora untuk bisa merdeka dari penjajah, membuat semangat untuk bersatu tersebut terus menguat.

 Perjuangan secara primordial ditinggalkan beralih menyatukan kekuatan, untuk berjuangan secara bersama. Dan semangat persatuan itulah yang kemudian mengantarkan kemerdekaan Indonesia pada Agustus 1945.

Kini, eranya memang telah berubah. Era milenial memang berbeda dengan era kemerdekaan. Jika dulu musuh bersamanya adalah penjajahan, kini musuhnya bersamanya adalah kebencian, provokasi, radikalisme dan terorisme. 

Jika kita melihat dunia maya saat ini, tidak akan lepas dari keempat hal tersebut. Semuanya sengaja dimunculkan oleh kelompok intoleran, yang juga menjadi jarangan dari kelompok radikal dan terorisme.

Seiring perkembangan zaman, keempatnya muncul begitu masif. Bahkan untuk urusan yang sepele pun, seseorang bisa berseteru dan memutus tali pertemanan atau persaudaraan. 

Apalagi kalau masuk tahun politik, antar sesama pendukung bisa saling menebar provokasi. Yang mengerikan adalah ketika sudah berususan dengan perbedaan keyakinan, langsung dilabeli sesat atau kafir oleh kelompok yang merasa paling suci dan agamis. Semuanya itu harus disudahi. Dan untuk menyudahinya, tentu bukan perkaran mudah.

Untuk itulah, memperkuat persatuan di era milenial penting dilakukan. Dan persatuan ini tentu bisa digunakan untuk kebutuhan macam-macam, asal memberikan dampak yang positif. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun