Bagi umat muslim, tentu pasti sangat menyayangi Rasulullah SAW. Untuk mewujudkan cinta kasihnya, banyak cara dilakukan. Di Indonesia, ada peringatan Maulid Nabi.Â
Meski ada yang menyatakan ini bidh atau sesat, pandangan ini sepertinya tidak relevan. Karena budaya Islam di Indonesia, tidak mempersoalkan. Bahkan setiap daerah mempunyai budaya yang berbeda, dalam memperingati Maulid Nabi. Karena mayoritas masyarakat Indonesia muslim, pemerintah sampai menjadikan peringatan Maulid Nabi sebagai hari libur nasional.
Apa sebenarnya esensi dari peringatan Maulid Nabi ini? Bukankah di Arab Saudi tidak ada peringatan semacam ini? Betul. Namun masyarakat Arab banyak yang membaca sirah, membaca shalawat dan melaksanakan kegiatan amal baik lainnya, untuk memperingati Maulid Nabi.Â
Dan dalam perkembangannya, banyak umat muslim di berbagai negara memperingat Maulid Nabi sebagai bentuk kecintaan umat kepada Rasulullah SAW.
Agar peringatan Maulid Nabi ini tidak sebatas seremonial, kita harus meneladani segala ucapan dan perilaku Nabi Muhammad SAW dalam kehidupan sehari-hari.Â
Jika kita bisa melakukan hal tersebut, kita akan bisa mendapatkan akhlak yang terpuji. Dan dalam Islam sendiri, akhlak merupakan sumber kebaikan manusia baik itu dalam hati dan perilaku.Â
Banyak hal yang bis akita teladani. Salah satunya adalah semangat menjaga persaudaraan antar sesama, yang selalu dipegang oleh Rasulullah SAW.
Menjaga semangat persaudaraan masih relevan dan penting diterapkan di masa sekarang ini. Terlebih Indonesia merupakan negara dengan tingkat keragaman yang sangat tinggi.Â
Indonesia tidak hanya terdiri dari masyarakat yang beragama Islam, tapi juga ada Katolik, Protestan, Hindu, Budha dan Konghucu. Di Indonesia tidak hanya terdiri dari suku Jawa, tapi juga ada Dayak, Sunda, Bugis dan masih banyak lagi suku yang ada.
Sadar atau tidak, seringkali kelompok radikal yang mengatasnamakan agama selalu mempersoalkan keberagaman tersebut. Kelompok radikal seringkali mengusulkan hukum Islam, bahkan ada yang ingin menerapkan khilafah. Akibatnya apa? Antar sesama bisa saling bertikai, saling caci, saling menebar kebencian dan perilaku intoleran lain. Padahal, jika memang kita mengatasnamakan seorang muslim, semestinya bisa meneladani perilaku Rasulullah tentang semangat persaudaraan ini.