Mohon tunggu...
sri nuraini
sri nuraini Mohon Tunggu... Hoteliers - swasta

seorang yang gemar snorkeling

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Agama Ajarkan untuk Taat pada Hukum

25 Maret 2021   10:38 Diperbarui: 25 Maret 2021   11:02 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masyarakat Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang beragama. Tidak hanya muslim, tapi yang non muslim juga banyak. Keberagaman yang ada di negeri ini menuntut semua orang yang ada di negeri ini untuk mengedepankan toleransi, saling menghargai dan memahami dalam bingkai keberagaman. Karena Indonesia mengakui banyak agama, maka masyarakatnya pun dikenal sebagai masyarakat yang religius. Ada yang memahami agama secara benar, tapi ada juga yang memahami agama secara salah.

Dalam perkembangannya, agama sering disalahgunakan seiring dengan maraknya provokasi dan ujaran kebencian di media sosial. Agama sering didomplengi oleh kepentingan oknum yang tak bertanggung jawab. Akibatnya, tidak sedikit masyarakat yang tidak lengkap dalam memahami agama. Banyak orang yang mengklaim paling suci, paling benar, sampai gemar sekali mengkafirkan orang lain hanya karena berbeda pandangan dan keyakinan.

Padahal, agama mengajarkan kebaikan. Agama tidak hanya mengajarkan tentang kesalehan, namun juga bagaimana mewujudkan harmoni dalam keteraturan sosial. Karena hal ini merupakan indikasi dari kesalehan sosial. Untuk itulah antar umat beragama dianjurkan untuk saling mengenal, saling memahami dan mengerti satu dengan lainnya.

Jika ada seseorang yang mengklaim taat agama dan tersandung hukum, tapi justru tidak mematuhinya, kesalehannya patut dipertanyakan. Orang salah harus berani mengakui kesalahannya dan meminta maaf. Karena dalam ajaran agama apapun mengajarkan hal tersebut. Jadilah pribadi yang saleh secara sosial. Caranya dengan cara saling membantu, saing berempati, atau saling menghargai. Namun, seorang yang religius juga bisa menjadi pribadi yang saleh secara publik, yang bisa dilihat dari sikap toleransi, taat terhadap hukum dan perundangan, mengedepankan kemanusiaan dan sebagainya.

Taat pada hukum, merupakan bentuk kesalehan umat kepada negara. Jika aturan atau hukum tersebut ditujukan untuk hal yang baik, dan terbukti mengarahkan pada hal yang baik, wajib bagi kita semua untuk mematuhinya. Jangan manipulasi agama untuk menentang hukum dan peraturan yang ada. Agama bukan untuk membangkang. Seseorang yang beragama, semestinya seseorang yang bisa memagang komitmen untuk mematuhi segala bentuk aturan baik.

Bagi individu yang sudah salah dalam memahami agama, tentu akan sulit untuk menjalankan kesalehan sosial ataupun publik. Karena dalam pola pikirnya dirinyalah yang paling benar. Ironisnya, dalam kesalahan tersebut ada juga yang justru aktif mengajak orang lain, untuk melakukan hal yang salah. Apalagi jika sentiment yang dimunculkan adalah kebencian yang dibalut dengan nilai keagamaan, akan mudah memancingkan amarah tanpa memastikan apakah informasi tersebut benar atau salah.

Mari saling sinergi dengan sekitar. Hubungan antara manusia dengan Tuhan memang harus diperkuat dan terus ditingkatkan, namun hubungan dengan antar manusia juga jangan dilupakan. Saling meminta maaf kalau bersalah, berani menghadapi hukuman jika memang terbukti bersalah, dan jangan memunculkan isu yang tidak benar untuk mendapatkan dukungan publik. Masyarakat juga harus paham dan cerdas. Perkuat literasi agar kita tidak mudah masuk dalam jurang provokasi. Salam literasi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun