Mohon tunggu...
Edhi Purwanto
Edhi Purwanto Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dyah - Bagian Lima | Diary

12 Juli 2017   05:41 Diperbarui: 12 Juli 2017   06:56 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku nggak mau hatiku terkungkung masalah perjodohan ini

Aku akan menikmati duniaku sendiri. lihatlah....

Aku membaca diary itu sampai selesai. Aku merasakan pergolakkan di hati Dyah

Betapa kuatnya Dyah menyimpan derita nya dengan menutupinya dengan sikap tomboi, ceria, lepas dan apa adanya itu

Tidak ada bakal yang menyangka jika Dyah punya penderitaan yang begitu menyiksa hatinya

Aku semakin simpati pada Dyah. Aku akan mencoba menolongnya sebisaku

Aku tau gak akan semudah pikiranku, karena perbedaab jarak. Aku nggak bisa mikir malam itu...

Akhirnya, ku buka halaman kosong diary Dyah dan mulai menulis pesan

Kedung Lumbu, 2 Mei 1988

Dyah,

Maafkan aku menulis pesan di buku ini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun