Mohon tunggu...
Sorot
Sorot Mohon Tunggu... Lainnya - Akun Resmi

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana Sorot digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel seputar rilis, serta kolaborasi dengan mitra. Email : sorot.kompasiana@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Hukum Artikel Utama

Mencetak Milenial Berwawasan Pancasila Lewat Tayangan Film, Musik, dan Pelajaran Sekolah

22 Agustus 2020   19:37 Diperbarui: 22 Agustus 2020   20:56 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketua Komisi X DPR Dede Yusuf usai acara Forum Merdeka Barat 9 di Kantor Kemenkominfo, Jakarta Pusat, Senin (16/9/2019). (KOMPAS.com/Deti Mega Purnamasari)

"Kemarin terhambat karena pandemi. Selain itu ini juga induk Undang-Undang dunia pendidikan, jadi harus sangat hati-hati sekali dan membutuhkan waktu yang lama.

Menariknya, Komisi X nantinya akan berencana melibatkan para pelaku pendidikan berbasis aplikasi.

"Kami juga ingin dengar masukan-masukan dari mereka. Karena kami harus menjangkau apa saja problemnya dari pendidikan berabasis aplikasi ini," ucapnya.

Di sisi lain, Ketua BPIP Yudian Wahyudi pembelajaran Pancasila hari ini harus lebih luas secara teoritis dan praktik lapangannya.

Ia mengatakan, internalisasi nilai-nilai Pancasila perlu menimbang tren dan karakter anak-anak masa kini. Tak melulu diajarkan di ruang kelas, tetapi juga diaplikasikan dalam ragam sektor yang digemari anak muda.

"Misalnya, melalui musik, film, atau ekskul. Dan itu harus menyatu dengan evaluasi sekaligus praktik. Jadi nilainya bukan hanya ujian nasional tapi juga perilakunya. Bagaimana anak ini, kekuatannya di mana, kekurangannya di mana," kata Yudian.

Mengenai hal tersebut, Dede Yusuf menambahkan, "Menurut saya konteks pendidikan Pancasila tidak melulu harus ada dalam dunia pendidikan. ...misalnya kalau kita mengidolakan K-Pop atau drama Korea, itu hampir semua karakter di situ akan menggambarkan orang Korea adalah pekerja keras, dan sebagainya."

"Jadi dunia film secara tidak langsung mengarahkan inilah Korea. Ini yang kami harapkan, Indonesia juga begitu. Jadi Indonesia masuk dari sisi budaya, seni, modern arts, atau apapun."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun