Mohon tunggu...
Sorot
Sorot Mohon Tunggu... Lainnya - Akun Resmi

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana Sorot digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel seputar rilis, serta kolaborasi dengan mitra. Email : sorot.kompasiana@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Hukum Artikel Utama

Pancasila, Modal Indonesia Menjadi Bangsa Besar

16 Agustus 2020   14:49 Diperbarui: 16 Agustus 2020   14:54 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wakil Ketua MPR dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Ahmad Basarah saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (21/11/2019). (Foto: KOMPAS.com/KRISTIAN ERDIANTO)

Kemerdekaan dan pancasila sebagai dasar negara bahwasanya ibarat dua sisi mata uang. Keduanya dilahirkan oleh pendiri bangsa Soekarno dan Mohammad Hatta melalui proses dan dispekati dalam satu tarikan nafas.

Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah menyampaikan pesan tersebut pada Sabtu (15/8). Menurutnya, proklamasi 17 Agustus 1945 yang dikumandangkan Bung Karno bersama Bung Hatta adalah satu puncak perjuangan kemerdekaan Indonesia melepaskan diri dari hegemoni kolonialisme negara-negara yang menjajah Indonesia.

Tetapi puncak peristiwa kemerdekaan bangsa Indonesia itu, dikatakan Basarah, bukan suatu peristiwa yang terjadi begitu saja, melainkan sebuah proses panjang yang diwarnai oleh pemikirkan mengenai: dasar negara seperti apa yang kelak mengawal Indonesia merdeka.

Basarah mengatakan, para pendiri bangsa telah melalui proses panjang hingga tiba pada kesimpulan bahwa Pancasila lah jawabannya.

Karenanya, momentum peringatan kemerdekaan menjadi sarana pengingat, instropeksi dan kemudian memproyeksikan ke depan.

"Oleh karena itu Indonesia kita diami, umat Islam, Kristen, dan semua umat beragama diami hari ini bukan sesuatu yang tiba-tiba ada, melainkan kristalisasi perjuangan para pendiri bangsa. Warisan ini tidak boleh jual kepada bangsa asing, atau kita gonati-ganti falsafahnya. Karena kita harus memikirkan anak-cucu kita di masa mendatang," ucapnya.


Disampaikan Basarah, nilai-nilai Pancasila masih sangat relevan untuk konteks kehidupan berbangsa bernegara saat ini. Salah satunya saat harus menghadapi tantangan di tengah pandemi Covid-19.

Ia mengatakan, Pancasila punya modal sosiologis dan ideologis yang kuat dan tengah bekerja dalam sistem kemasyarakatan. Inti dari Pancasila itu, menurutnya, adalah gotong-royong.

Artinya, jiwa sosial, gotong-royong bangsa Indonesia saat ini memang luar biasa. Dan dalam kondisi pandemi Covid-19 ini Bangsa Indonesia gotong-royong, bantu-membantu satu sama lain tanpa membedakan apa agama dan sukunya.

"Nah, saya kira modal sosiologis dan ideologis ini adalah prasyarat seluruh pemerintahan Republik Indonesia untuk bersama-sama menghadapi pandemi Covid-19 ini. Dan kita patut bersyukur bila dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia defisit ekonominya yang sudah mencapai 11 persen, 17 persen, dan sebagainya Indonesia saat ini relatif stabil," ungkapnya.

Ia pun berharap dengan gotong-royong, dengan persatuan, dan kebersamaan tidak mustahil pandemi Covid-19 yang awalnya sebagai ancaman kita rubah menjadi tantangan yang bisa membuat Indonesia bergerak maju sejajar dengan bangsa-bangsa lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun