Sebenarnya, mengapa Ahok bisa begitu diperhitungkan oleh pemerintah, khususnya oleh Jokowi?
Jawabannya karena PENGALAMAN.
Jokowi dan Ahok adalah duet pimpinan yang membuat wajah ibu kota menjadi baru. Mereka mampu menerobos stigma-stigma yang berkata bahwa mengelola Jakarta tidaklah mudah.Â
Nyatanya, saat mereka menjabat, tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan pemerintah provinsi menjadi naik. Lihat, bagaimana cara Jokowi blusukan dan mengajak masyarakat yang hidup dibantaran sungai mau direlokasi dan pindah ketempat yang lebih layak.
Lalu lihat bagaimana Ahok sebagai backup Jokowi mampu memerangi banyak mafia di Jakarta mulai dari mafia tanah, rusun, dsb. Hal-hal tersebut mampu mereka tumpas.Â
Gaya ahok yang marah-marah ketika pelayanan pemprov DKI tidak maksimal, membuat banyak bawahannya menjadi geram. Akhirnya mau tak mau, mereka pun memperbaiki kinerjanya sedikit demi sedikit.
Selain itu bagaimana Ahok mampu melakukan rotasi pejabat teras Balai Kota secara efisien dan efektif. Pejabat-pejabat yabg dianggapnya tidak kompeten dan lamban, segera dicopot.Â
Lelang jabatan pun dijadikan alternatid untuk mencari dan memfilter calon pimpinan yang dianggapnya kredibel dan satu visi dengannya. Coba lihat bagaiamana Camat diwilayah DKI dibuat ketar ketir karenanya.
Selanjutnya lagi, bagaimana Ahok mampu memberantas mafia APBD DKI. Dalam rapat penyusunan anggaran, Ahok sering bersitegang dengan para anggota di DPRD DKI Jakarta.Â
Menurutnya, banyaknya pengadaan barang dan jasa yang tidak sesuai kebutuhan dan peruntukknya. Bentrokan pendapat pun tak terelakkan. Aksi walk out pun menjadi jalan terakhir.
Dari sederet kerja nyatanya itu. Saya yakin, seorang Jokowi sebagai pimpinan tertinggi negeri, paham betul akan pilihannya tersebut. Mengingat mereka berdua punya pengalaman kerja bersama.
Karir Ahok yang saat ini menjadi Komut Pertamina, semakin membuktikan kapasitasnya. Terobosan yang ia lakukan ialah mampu membuat tranparansi dipertamina. Hal itu ia ungkapkan dalam laman resmi twiternya. Berikut saya lampirkan tangkapan layar cuitan Ahok ditwiter (@basuki_btp):
Apakah tak ada nama lain?