Mohon tunggu...
Darmaila Wati
Darmaila Wati Mohon Tunggu... Administrasi - Freelancer

Hanya setitik upil pada luasnya jagad raya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tiga Hari Belajar Menulis Cerpen Bersama Tiga Penulis Produktif

27 Oktober 2021   21:04 Diperbarui: 27 Oktober 2021   21:40 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sedangkan yang harus diperhatikan dalam membentuk PREMIS diantaranya PREMIS harus padat yang terdiri dari protagonik bukan yang lain,  kondisi awal (set up) boleh ditulis lebih panjang dari unsur lainnya, keinginan dan hambatan yang muncul hanya satu saja, hambatan menghalau cara bukan keinginan dan PREMIS yang benar belum tentu PREMIS yang baik, sedangkan PREMIS yang baik sudah tentu benar dan menarik.

Pada kesempatan itu, bang Benny juga menugaskan setiap peserta membuat PREMIS dari film pendek "Share Care and Joy) serta membuat PREMIS calon cerpen sendiri dari setiap peserta.

Peserta kemudian menonton sebuah  film yang menceritakan tentang seorang anak sebut saja namanya Krisna (8 tahun) yang  ayahnya  berkerja sebagai dhobi (tukang cuci tradisional) di kota padat penduduk Dhobi Ghat, samping stasiun Mahaaxmi, Mumbai.

Suatu pagi saat menunggu sang ayah mencuci, Krisna mendapat uang 50 Rupee, terletak begitu saja di atas ban mainannya. Spontan Krisna memiliki keinginan untuk membeli buah an es krim kesukaanya yang jarang sekali bisa ia nikmati.

Krisna pun pergi ke pasar tradisional Dada menumpang pedati yang menuju ke pasar itu. Sesampainya di pasar yang ramai, Krisna mencari yang diinginkannya, tapi langkahnya terhenti saat ia menyaksikan kejadian pecahnya satu set gelas milik pedagang teh, seorang nenek tua gara-gara lemparan bola anak-anak. Bukannya marah, nenek tua itu tersenyum sembari meyerahkan bola kepada seorang anak.

Seketika Krisna melupakan hasratnya. Ia spontan membeli satu set gelas dan meletakkan diam-diam ke atas meja dagangan nenek tersebut.

Nenek itu pun terkejut seraya bersyukur saat menoleh ke meja dagangannya setelah ia membersihkan kaca yang berserakan di tanah.

Di akhir sesi Webinar, bang Benny kemudian menekankan bagaimana membuat sebuah karya tulis dalam bentuk sastra menjadi bernas.

Menurut bang Benny, "Karya sastra menjadi bernas ketika ia mampu upgrade daya kritis pembaca." 

Bang Benny juga memberi beberapa contoh karya sastra yang menurutnya bernas, diantaranya "Queen of Dream" karya C.B Divakaruni, "1Q84" karya H.Murakami, "Sebutir Peluru dan Buku" karya Olyrison, "Sampan Zulaikha" karya Hasan Al Banna, "Cerita-cerita Kecil yang Sedih dan Menakjubkan" karya Raudal Tanjung Banua dan tentu  karya sastra lain yang mengandung REALISME yang baik dan sastra yang bernas.

Akhirnya pada hari ketiga para peserta mendapatkan banyak ilmu serta tips menulis cerpen yang baik. Namun rasanya semua tidak akan cukup berguna bila peserta terutama saya bila tidak merealisasikan apa yang sudah diajarkan oleh para penulis hebat di atas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun