Mohon tunggu...
SoftwareSeni Indonesia
SoftwareSeni Indonesia Mohon Tunggu... Programmer - Software House

A fast-growing Software House company with 100+ clients around the world.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Perubahan Perilaku Konsumen Online Era Digital

24 Maret 2020   14:12 Diperbarui: 24 Maret 2020   14:24 1234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. softwareseni indonesia

Dengan perkembangan teknologi internet yang cukup pesat, kini internet sudah menjadi kebutuhan yang mudah untuk dijangkau. Begitu pula dengan kecepatan internet yang semakin kencang. Streaming video youtube sudah mulai lancar. Hahahaha. Nah, pada era ini mulai banyak perusahaan startup Saas bermunculan. Apa itu Saas? Software as a service. 

Tentunya, kehadiran banyaknya perusahaan startup bukan tanpa sebab. Ada perubahan perilaku konsumen online era digital. Peningkatan permintaan akan jual beli online semakin meningkat. Coba angkat tangan siapa yang suka beli baju couple via facebook? Hahahahaha. Ketawa sendiri gak tuh! Nah, untuk era ini mulai hadir yang namanya platform online marketplace. 

Oh iya, kamu sudah tahu belum bedanya e-commerce dan online marketplace? Hayo jangan ketuker-tuker ya. Konsepnya sama tapi penerapan bisnis nya beda. Hehehehe.

Dari banyaknya perusahaan startup yang menawarkan produk SaaS nya, ada fenomena yang cukup heboh nih. Promo besar-besaran. Ya, mungkin kamu sering mendengar istilah itu dengan istilah "bakar-bakar duit" investor. Iya, iya, semuanya senang kok. Dan tidak ada yang menyalahi strategi bisnis perusahaan startup yang seperti itu untuk meningkatkan user acquisition terhadap platform SaaS mereka.

Tentunya hal tersebut tidak bertahan lama cuy. Meningkatnya pemahaman akan pentingnya data pribadi, turut mendorong perubahan perilaku konsumen online era digital. Apa itu? Keamanan data. Kamu sadar tidak, jika kamu adalah incaran iklan-iklan di youtube, instagram, twitter, dll. Nah, karena konsumen online mulai paham akan jejak digital mereka, kerelaan akan "membayar lebih" demi mendapatkan "perlindungan" data digital juga semakin tinggi. 

Contoh yang paling mudah kamu temukan adalah youtube premium. Yap, youtube tidak akan meluncurkan layanan esklusif tanpa iklan jika tidak ada peminatnya bukan? Begitu juga dengan layanan-layanan streaming online lainnya. Macam Netflix dan lain sebagainya. Hihihihi sadarkah kalian akan perubahan perilaku konsumen online era digital ini?

Cara Netizen Mengkonsumsi Aplikasi Software Produk Digital

Wahhhh, makasih ya sudah baca sampai sini. Pasti kamu adalah orang yang kepo banget tentang perubahan perilaku konsumen online. Hmmmm mencium aroma-aroma founder perusahaan startup nih. Hehehehehe.

Baik lah, mulai dari yang pertama ya!

- Customer Journey Focus  

Cuy, sebelum kamu memutuskan masuk kedalam business SaaS, tahukah kamu jika ada jutaan mobile app di google play store & app store? Selain itu, kamu juga perlu banget paham jika ponsel target market kamu itu punya memori yang terbatas. Jadi, customer journey focus / focus ke pengalaman konsumen dalam menggunakan aplikasi adalah yang terbaik. Jangan sampai, belum tahu apa service yang ditawarkan sudah suruh registrasi, dan kirim foto KTP ya! Bisa kabur nanti.

Lalu, apa saja sih yang perlu dipertimbangankan agar bisa memiliki produk digital yang menawarkan customer journey focus?

1. UI/UX (CX)

Harusnya sih kau tidak asing dengan istilah UI/UX. Saking banyak nya istilah tersebut bersliweran di social media, hingga job marketplace. Emang, lagi cukup tinggi nih demand / permintaan terhadap orang yang jago UI/UX. Ada yang tahu kenapa? Yap, betul banget! UI/UX akan berpengaruh besar terhadap pengalaman user terhadap produk digital (baik web app maupun mobile app). Sehingga, banyak perusahaan startup SaaS yang berlomba-lomba untuk memiliki produk digital dengan tingkat UI/UX yang optimal.

2. Fitur

Ngeselin tidak sih, ketika kamu harus menginstal mobile app hanya untuk memakai 1 fitur dari puluhan fitur di mobile app tersebut? Dalam menentukan fitur apa saja yang akan dibuat dalam produk digital (web app atau mobile app), kamu perlu lebih dulu tahu rantai kebutuhan user. Kalau bisa, tanpa harus berpindah aplikasi, semua kebutuhan user bisa terpenuhi. Munculah istilah Super App. Hehehehe.

3. Software Personality

 Kamu pernah tidak, membeli suatu barang, bisa tas, sepatu, kaos, hanya karena warnanya "kamu banget". Sama seperti produk digital (web app maupun mobile app), mereka punya warna identitas, jargon, dan personalitas lainnya. Nah, ini juga akan menjadi faktor yang akan menarik user untuk menggunakan produk mereka. Bisa karena warnanya yang menarik, jargonnya, hingga brand ambassador nya. Kalo kamu yang mana?

- Research obsessed

Filter ah, dari yang paling mahal ke yang paling murah. Wow, kurang mahal. Cari di platform online marketplace lain ah. Aku suka yang mahal-mahal. Hayooo, siapa yang sukaknya begitu? Punya platform online marketplace lengkap banget di ponsel bukan buat beli barang, tetapi untuk cari tahu mana barang termurah, mana yang worth, mana yang "enggak banget". Hihihihi. Perilaku konsumen online era digital memang begitu. Suka banget yang namanya melakukan "penelitian sederhana" untuk memastikan produk yang akan mereka beli adalah sesuatu yang benar-benar mereka butuhkan.

- Loyalty

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun