Siapa yang tidak mengenal aristoteles? Aristoteles adalah seorang filsuf yunani, yang lahir di Stagira, Yunani pada tahun 384 SM. Pada usia dua puluh delapan tahun, ia diangkat sebagai profesor ilmu politik di Athena.Â
Selama karir mengajarnya ia telah meliputi banyak disiplin ilmu, karya-karyanya meliputi politik, ekonomi, etika, psikologi, agama, geografi, dan banyak lagi, pada tahun-tahun setelah kematiannya, ide-ide Aristoteles memengaruhi filsafat dan peradaban kuno di seluruh dunia.
Dalam mengemukakan pemikiran filosofisnya, Aristoteles juga menyinggung masalah negara ideal. Menurutnya, seperti pendapat umum orang Athena, negara harus ada sebagai penghargaan bagi individu. Hanya melalui negara setiap individu dapat memperoleh kebebasan.
Selain itu, Aristoteles juga berpendapat bahwa manusia adalah "binatang politik" yang tidak dapat hidup sendiri. Kesepian hanya akan membuat moral manusia jatuh lagi menjadi binatang. Menurutnya, manusia sebenarnya memiliki potensi moral yang dibawa sejak ia dilahirkan. Potensi ini membedakan antara manusia dan hewan.Â
Nah, negara penting bagi manusia untuk mewujudkan potensi moral ini. Bisa dibilang Aristoteles beranggapan bahwa kehadiran negara mampu membuat manusia memenuhi kodratnya, atau memanusiakan manusia, yaitu dengan memenuhi potensi moralnya.
Ketika mendefinisikan seperti apa keadaan ideal itu, Aristoteles mengaggap masyarakat yang adil dengan moral yang baik sebagai dasar dari setiap negara yang sehat. Dia juga percaya bahwa penting bagi negara untuk mengontrol kepemilikan pribadi, Aristoteles percaya bahwa negara perlu menjaga kesehatan dan kesejahteraan warganya. Untuk itu dia menyarankan agar negara bertanggung jawab atas penyediaan kebutuhan pangan, sandang, dan papan bagi warganya.
Siapa yang bisa disebut paling berkuasa dalam kondisi yang ideal? Aristoteles tidak memberikan jawaban lansung, uraian demi uraian dijelaskan.
Aristoteles juga mempercayai bahwa kehidupan yang baik adalah tentang keseimbangan, tidak berlebihan dan juga tidak kekurangan, jika dilihat dari pemikirannya tentang negara ideal, Aristoteles masih memegang pandangan tersebut. ia menyadari bahwa untuk menjalani kehidupan yang seimbang kita juga harus mengakui akan adanya baik dan buruk.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI