Mohon tunggu...
Sonakmalela Dresden
Sonakmalela Dresden Mohon Tunggu...

Simangunsong ! Marpaung ! Napitupulu ! Pardede

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Saat Generasi Muda Batak Martarombo, Menyusur Silsilah

13 April 2013   21:42 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:14 3683
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1365864062210593596

Sudah sejak beberapa waktu lamanya, saya ingin membuat grup Sonakmalela di facebook. Namun baru kesampaian bulan lalu dimana sampai hari ini ada tergabung 683 orang. Tidak ada tujuan khusus didalamnya, semisal, agar marga ini menjadi eksklusif dibanding marga-marga lainnya, tidak sama sekali. Saya hanya ingin menjalin keakraban semata dalam ruang lingkup yang lebih terjangkau.

Sonakmalela adalah salah satu kesatuan marga Batak Toba, yang terdiri dari marga Simangunsong, Marpaung, Napitupulu dan Pardede. Keempat marga ini adalah kakak adik menurut urutan yang saya tuliskan. Dimana menurut adat, setiap marga Pardede akan memanggil abang kepada kepada marga Simangunsong, Marpaung dan Napitupulu jika dalam urutan nomor silsilah yang sama, demikian juga selanjutnya.

***

Adalah Raja Sonakmalela, anak bungsu dari Raja si Bagot ni Pohan, beliau menikah dengan boru Pasaribu dan dikarunia tiga anak, yaitu Simangunsong, Marpaung dan Napitupulu. Namun pada perkembangannya kemudian bahwa Sonakmalela dianggap ada empat karena Pardede yang adalah anak Napitupulu kemudian dirajakan. Sehingga sampai saat ini Sonakmalela dianggap ada empat dan siapapun diantara keempat marga tersebut boleh menyebut dirinya Sonakmalela karena itu adalah nama kesatuan bagi keempatnya.

Sempat kemarin di facebook ada yang menegur saya karena saya memakai Sonakmalela untuk marga saya, Ito tersebut menyatakan bahwa yang berhak menggunakan Sonakmalela adalah Pardede saja. Setelah saling bertukar pendapat terutama dari saudara yang lebih tua dari kami, saya ada dalam kesimpulan bahwa Ito tersebut ada kesalahpahaman, karena sebenarnya, keempat marga tersebut Simangunsong-Marpaung-Napitupulu-Pardede adalah sah menggunakan Sonakmalela seperti yang saya uraikan di atas.

Diskusi itu hanya satu dari sekian banyak kemungkinan kesalah pahaman tentang adat Batak yang dilakukan generasinya sendiri. Lantas apa jadinya generasi setelah ini jika tidak segera dibenahi pengetahuan tersebut? Budaya adalah warisan yang kita lanjutkan secara estafet. Jika kita meneruskan sesuatu yang salah, maka akan semakin banyak kesalahan untuk generasi selanjutnya.

Beberapa kali saya bertemu dengan Sonakmalela yang semarga dengan saya. Lalu saya pun tertarik untuk martarombo, menyusur silsilah, agar tidak terjadi kesalahan untuk meletakkan panggilan persaudaraan. Apa yang paling sering saya temukan bahwa jawaban adalah..., "Saya lahir di Jakarta, saya tidak tau." atau "Nantilah saya tanyakan bapak dulu," adalah dua jawaban teratas yang saya dapatkan. Jangankan diajak bicara dalam hata (bahasa) Batak, ternyata menyusur silsilah pun sudah tidak lagi tau oleh kebanyakan generasi sekarang. Padahal, bagi bangsa Batak sendiri menyusur silsilah itu adalah sangat penting.

Atas nama memudarnya keperdulian itulah, sehingga saya ada kerinduan ingin bisa merangkul Sonakmalela naposo (yang muda) untuk perduli dengan budaya Batak. Budaya Indonesia sangat kaya, dan adalah tugas kita meneruskannya kepada generasi selanjutnya. Jika bukan kita, siapa lagi. Syukurnya, di grup facebook ini saya menemukan beberapa generasi muda Batak yang masih perduli tentang adat, setidaknya, masih tau menyusur silsilah dengan menyebutkan nomor urut nya dari marganya. Mari perduli. Mari ikut melestarikan. Pesan ini tidak hanya untuk generasi Batak saja, tapi untuk semua suku bangsa di Indonesia.

Masih bisa menggunakan bahasa daerah? Jangan mengaku suku tertentu kalau tidak bisa.

***

Ditulis oleh Denny Napitupulu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun