Asesmen Sumatif Tengah Semester: Apa Yang Harus Disiapkan Agar Pelaksanaannya Bermakna?
Oleh: Sofyan Zakaria Utiarahman
Di tengah semangat transformasi pendidikan yang digaungkan melalui Kurikulum Merdeka edisi revisi 2025, SD Negeri 06 Paguyaman kembali menegaskan komitmennya untuk menjadikan asesmen bukan sekadar alat ukur, melainkan bagian dari proses pembelajaran yang reflektif dan berpihak pada peserta didik.
Mulai tanggal 1 hingga 7 Oktober 2025, sekolah melaksanakan Asesmen Sumatif Tengah Semester (STS) dengan pendekatan yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Tidak ada lagi tekanan angka, tidak ada lagi soal yang hanya menguji hafalan. Yang ada adalah upaya memahami sejauh mana anak-anak kita tumbuh dalam berpikir, berkolaborasi, dan menemukan makna dari setiap pelajaran yang mereka jalani.
Dari Kertas ke Digital: Menyesuaikan dengan Tahap Perkembangan
Kelas I dan II tetap menggunakan metode kertas, mempertimbangkan kesiapan literasi dan kenyamanan anak dalam menjawab soal secara manual. Sementara kelas III hingga VI beralih ke metode less-paper melalui aplikasi CBT Pijar Sekolah. Ini bukan sekadar digitalisasi, tapi bagian dari proses membiasakan anak dengan teknologi yang mendukung pembelajaran.
Asesmen yang Memantik Motivasi BelajarÂ
Soal-soal yang disusun oleh guru tidak lagi berangkat dari silabus semata, tetapi dari tujuan pembelajaran yang telah dibelajarkan bersama siswa. Guru menyusun instrumen dengan pendekatan autentik---menghadirkan konteks lokal, nilai budaya, dan tantangan nyata yang relevan dengan kehidupan.
Kolaborasi dan Penjaminan Mutu
Kegiatan ini tidak berdiri sendiri. Ada pendampingan dan supervisi kepala sekolah, dan penjaminan mutu oleh Tim Pengembang Sekolah. Setiap tahapan-dari penyusunan soal, verifikasi, pelaksanaan, hingga pelaporan hasil kepada orang tua-dilakukan dengan dokumentasi yang transparan dan semangat kolaboratif.
Hasil Untuk Refleksi