Mohon tunggu...
Sofyan H Azhari
Sofyan H Azhari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mankind

Mencoba bergerak, mencerdaskan, dan melawan lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Perdagangan Hiu Menghambat Program Sustainable Development Goals

21 Desember 2021   21:04 Diperbarui: 21 Desember 2021   21:08 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Sustainable development goals adalah kesepakatan pemimpin dunia yang intinya adalah melakukan pembangunan saat ini tanpa harus mengorbankan sumber daya dan generasi di masa depan. Sustainable development goals memiliki 17 tujuan yang salah satunya menjaga ekosistem laut. Tujuan ini bertujuan untuk mengkonservasi dan memanfaatkan secara berkelanjutan sumber daya laut, samudra dan maritime untuk pembangunan yang berkelanjutan. Tetapi tujuan ini terhambat dengan adanya perdagangan hiu besar-besaran yang membuat populasi hiu menjadi terancam punah.

Menurut Traffic dan FAO, Indonesia berada pada urutan pertama dari 20 negara pemburu hiu. Indonesia menyumbang 13 persen secara global. Indonesia menjadi negara terbesar yang melakukan penangkapan hiu terbesar sebesar 100.000 ton hiu pertahun. Kebanyakan hiu tertangkap karena hasil tangkapan sampingan dari penangkapan tuna. Tangkapan sampingan adalah tangkapan yang tidak disengajak terhadap ikan yang bukan menjadi sasaran tangkapan.

Menurut susi Pudjiastuti praktik penangkapan ikan hiu masif di sejumlah lokasi yang bisa merugikan keanekaragaman hayati laut di Indonesia.

Faktor ekonomi menjadi alasan kenapa hiu diburu di Indonesia maupun di dunia. Di Indonesia harga sirip hiu bisa menembus Rp1,3 juta per kilogram. Sementara harga internasional satu sirip hiu mencapai 700 -- 1000 dolar AS.

Hiu ditangkap dan dibunuh untuk diambil siripnya agar memenuhi permintaan akan hidangan sup sirip hiu yang menjadi hidangan tradisional Tiongkok. Meningkatkan permintaan mengakibatkan perburuan hiu meningkat, tetapi hanya diambil siripnya saja sementara tubuhnya dibuang kembali ke laut. Hal ini mengakibatkan terancamnya spesies ini dari kepunahan.

Salah satu target dari tujuan menjaga ekosistem laut dalam SDGS adalah "pada 2020 secara berkelanjutan mengelola dan melindungi ekosistem laut dan pesisir untuk menghindari dampak buruk yang signifikan" menjadi terhambat bahkan paling buruknya tidak akan tercapai dan mengorbankan masa depan yang mengakibatkan hiu menjadi punah akibat perdagangan dan penangkapan hiu besar-besaran.

Perburuan dan penangkapan hiu menjadi ancaman untuk ekosistem laut. Hiu sebagai predator memiliki peran penting dalam menjaga rantai makanan di laut tetap normal. Bisa saja dengan hilangnya hiu maka ekosistem laut menjadi tidak seimbang. Karena hiu hanya memangsa ikan yang sakit, tua, dan lemah. Sehingga hiu mencegah menyebarnya penyakit ikan-ikan lain dan menjaga populasi.

Maka dari itu, pemimpin di seluruh dunia terutama pemimpin yang membuat kesepakatan SDGs harus membuat langkah konkret untuk menyelesaikan permasalahan perdagangan sirip hiu yang begitu masif agar tercapainya pembangunan berkelanjutan khususnya tujuannya dalam menjaga ekosistem laut.

Referensi :

"Tujuan Empat Belas SDGs" pada https://www.sdg2030indonesia.org/page/22-tujuan-empatbelas, diakses pada 21 Desember 2021

"Ancaman Global Pada Hiu" pada https://threshershark.id/id/update/ancaman-global-pada-hiu/, diakses pada 21 Desember 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun