Mohon tunggu...
Sofiandy Zakaria
Sofiandy Zakaria Mohon Tunggu... Dosen - Pensiunan PNS Badan Pengembangan SDM Dep. KIMPRASWIL/ Dep. PU. Dosen Prodi Ilmu Komunikasi FISIP-UMJ 1989-2022. Dosen Fakultas Psikologi UIN Jakarta 2007-2022

Menulis ,Olah raga berenang dan jalan kaki

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bangkit dari Keterpurukan akibat Pandemi Covid-19

7 Juni 2022   12:24 Diperbarui: 8 Juni 2022   06:22 804
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ari Adityarahman pendiri Immortal Basketball Club ( kedua dari kiri di barisan  belakang): Upaya bersama mengatasi keterpurukan akibat pa

Pandemi Covid-19 nampaknya berangsur-angsur mereda . Namun pandemi yang menerpa selama dua tahun lebih itu telah meninggalkan bukan hanya sekadar keprihatitan, tapi  juga kegetiran dan duka yang sangat mendalam. Hampir semua tingkatan kehidupan dan usaha manusia dalam berbagai bidang serta  sektor terdampak imbasnya. Secara pribadi, keluarga, masyarakat luas bahkan negara telah dibuat oleng dan limbung karenanya. 

Banyak orang  yang kepribadiannya  rapuh tersungkur jatuh.  Tidak sedikit  pula keluarga sudah tidak lagi memiliki anggota keluarga yang utuh: ada yang kehilangan anak, bapak atau ibunya. Atau bahkan mungkin  semua anggota keluarganya sudah tiada. Masyarakat dari berbagai kalangan, terutama lapisan bawah, termasuk para pegawai rendah tidak sedikit yang  kehilangan usaha dan terkena PHK. 

Berdasarkan survei pada bulan November 2021, Kementerian Ketenagakerjaan mencatat sebanyak 72.983 karyawan telah mengalami korban PHK akibat Pandemi-19. Pemprov DKI sendiri mencatat sebanyak  50.891  karyawan terkena PHK selama pandemi Covid-19. Saat ini, Pemprov DKI masih  melakukan pendataan terus tentang  jumlah total karyawan yang di-PHK selama pamdemi. (OKEZONE news Sabtu 22 Agustus 2020 08:21 ). 

Dalam segala keterbatasan, pemerintah  pun telah begitu banyak  menggelontorkan uang anggarannya untuk membantu masyarakat terutama yang sangat rentan dalam  kondisi kehidupan ekonominya.  Itu pun tentu baru sebatas agar mereka  bisa bertahan hidup dan memenuhi kebutuhan dasar saja. 

Selama berbulan-bulan kala itu siatuasi dan kondisi negara dan masyarakat diliputi suasana kepanikan. Semua rumah sakit penuh dengan pasien. Kamar dan fasilitas kesehatan tidak  lagi  memadai untuk menampung para penderita yang harus memperoleh pertolongan segera. Para nakes, baik dokter ataupun perawat banyak yang terpapar virus ganas ini dan  telah meningggalkan kita untuk selama-lamanya. Hingga 15 September 2021 jumlah kematian nakes akibat Covid-19 di Indonesia mencapai  2.029 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 730 orang atau 35,9 % berprofesi sebagai dokter ( https://databoks.katadata. co.id ). Sementara itu sebelumnya BBC NEWS Indonesia pada tanggal 30 Agustus 21 melaporkasn, kematian nakes di Indonesia akibat Covid-19 tertinggi di Asia.

Kendati demikian sadar atau tidak , pandemi Covid-19 juga bukan hanya telah menimbulkan  musibah penderitaan massal, tapi juga telah menorehkan sejarah pembelajaran, kesadaran dan kewaspadaan masyarakat yang semakin tinggi. Pembelajaran akan pentingnya meyakini ada kekuatan maha besar, pencipta alam semesta yang tidak bisa kita tolak dan bisa diatasi segera. 

Pandemi Covid-19 pun telah mengingatkan kita tentang perlunya kewaspadaan dan kehati-hatian yang berkelanjutan, karena musibah demi musibah lain hampir selalu mendera datang tiba-tiba tanpa terduga dan terencana.

Pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak pada tumbuhnya kesadaran dan kewaspadaan  masyarakat akan kepentingan untuk diri sendiri tapi juga untuk kepentingan orang lain: Memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas sudah dan harus terus berlanjut menjadi norma baru masyarakat, bukan hanya  untuk menghidari penularan virus covid-19, tapi juga penyakit-penyakit menular lainnya.

Disamping itu pandemi Covid-19 juga telah menumbuh kembangkan banyak kreativitas yang sangat mengesankan, terutama  di bidang rekayasa teknologi informasi dan komunikasi :  dalam berbagai transaksi jual beli barang dan jasa, termasuk pelayanan jasa di bidang pendidikan. Cara-cara di berbagai pertemuan dan interaksi yang tadinya  tatap muka langsung  ( luring ) umumnya beralih menjadi pertemuan-pertemuan tidak langsung (online atau daring). Bukan hanya dibidang transaksi keuangan dan bisnis saja, dalam hubungan sosial sehari-hari pun,   pesan-peran represetasi simpati dan empati serta  keprihatinan lainnya, termasuk ucapan   ucapan duka cita satu sama lain cukup disampaikan dan diterima via WA atau kanal-kanal lainnya.

Tidak mengherankan,   pandemi covid-19 juga telah melahirkan banyak orang yang kaya mendadak , bisa meraup cuan jutaan bahkan milyaran rupiah dalam tempo yang relatif singkat. Itulah relasi yang digambarkan para akhli psikologi sosial sebagai bentuk adaptasi: kadang-kadang  bertentangan satu sama lain, tidak sedikit pula  ada yang  mampu memanfaatkan peluang dalam keadaan sulit sekalipun, tidak sedikit pula orang yang berperan serta membantu orang-orang membutuhkan pertolongan dan bantuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun