Mohon tunggu...
Sofiana Raspati
Sofiana Raspati Mohon Tunggu... Mahasiswa

Haloo! selamat datang di profileku.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Raja Ampat Terancam Tambang Nikel : Surga Laut Dunia di Ambang Kehancuran

17 Juni 2025   06:23 Diperbarui: 17 Juni 2025   06:22 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Raja Ampat, yang terletak di Papua Barat Daya, merupakan salah satu wilayah laut paling kaya akan keanekaragaman hayati di dunia. Dengan lanskap gugusan pulau karst, laut biru jernih, dan terumbu karang yang masih alami, kawasan ini menjadi magnet bagi penyelam dan pecinta alam dari seluruh penjuru dunia. Keindahannya bukan hanya menjadi kebanggaan Indonesia, tetapi juga diakui secara global sebagai warisan alam dunia.

Namun, di balik keindahan itu, Raja Ampat kini berada di ambang ancaman serius. Pemerintah Indonesia, melalui Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, baru-baru ini mengeluarkan keputusan kontroversial dengan menyetujui kembali izin pertambangan nikel di wilayah tersebut. Padahal, izin tambang ini sempat dibatalkan pada 2022 karena dinilai berpotensi merusak lingkungan yang sangat rentan.

Pemerintah beralasan bahwa masyarakat adat mendukung kehadiran tambang, namun pernyataan ini dipertanyakan oleh banyak pihak. Justru, tidak sedikit warga lokal yang secara terbuka menolak tambang tersebut karena khawatir akan dampak buruknya terhadap lingkungan dan kehidupan mereka.

Aktivitas tambang dikhawatirkan dapat mengakibatkan rusaknya hutan lindung, mencemari laut, dan mengancam mata pencaharian masyarakat pesisir yang sangat bergantung pada sumber daya laut. Para pegiat lingkungan menegaskan bahwa kerusakan di Raja Ampat akan bersifat permanen dan tidak akan bisa dipulihkan jika dibiarkan.

Menyusul desakan publik yang terus meningkat, pada 10 Juni 2025, pemerintah mencabut empat dari lima izin tambang yang telah dikeluarkan. Meski menjadi langkah positif, masyarakat tetap mendesak agar seluruh izin tambang dibatalkan tanpa terkecuali.

"Raja Ampat bukan tempat untuk pertambangan. Kerusakan di sini tidak akan bisa diperbaiki. Kita harus melindunginya bersama," kata seorang tokoh adat saat aksi damai. Seruan #SaveRajaAmpat dan #TolakTambang pun terus bergema di media sosial, menjadi simbol perjuangan rakyat menjaga alam dari keserakahan industri.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun