* Listrik: Gunakan perangkat listrik seperlunya. Cabut charger yang tidak digunakan dan matikan lampu di ruangan kosong.
  * Gas Efisien: Untuk menghemat gas, gunakan panci presto untuk memasak makanan yang lama, atau metode "serabut" (mematikan kompor beberapa menit sebelum makanan benar-benar matang dan biarkan panas residual menyelesaikan proses). Pastikan tutup panci selalu tertutup rapat saat memasak.
5. Iuran BPJS Kesehatan: Rp 150.000 (3.75%)
  * Ini adalah bentuk perlindungan darurat kesehatan yang sangat penting. Jangan sampai tidak dibayar.
6. Tabungan Dana Darurat: Rp 250.000 (6.25%)
  * Meski kecil, menyisihkan dana ini adalah kunci ketenangan hidup. Dana darurat digunakan hanya untuk keperluan yang benar-benar mendesak di luar rencana.
7. Kebutuhan Lain-lain (Sandal, Pasta Gigi, dll): Rp 200.000 (5%)
  * Alokasi untuk keperluan rumah tangga non-makanan yang pasti akan muncul.
8. Sisa/Cadangan: Rp 300.000 (7.5%)
  * Dana ini bisa digunakan untuk menutupi kekurangan di pos lain atau ditambahkan ke tabungan dana darurat jika tidak terpakai.
*Menjaga Disiplin Keuangan*
Boleh saja window shopping di gawai, namun jaga jangan mudah tergoda bujukan iklan, hingga belanja spontan tanpa perencanaan. Awas, bisa tekor!
Apalagi ada iming-iming, bisa dibayar nanti (paylater), atau bisa dicicil dengan kartu kredit. Ini berbahaya bagi kesehatan keuangan kita. Belum lagi godaan pinjaman online (pinjol) yang begitu mudah didapatkan.
Waspada, pinjaman online itu wujud lain dari setan versi kekinian. Di balik kemudahan yang ditawarkan, pinjol akan menjerat leher. Ditambah dosa riba yang luar biasa celakanya. Disiplin pada anggaran adalah tameng terbaik dari godaan ini.
*Kesimpulan*