Mohon tunggu...
Sultoni
Sultoni Mohon Tunggu... Freelancer - Pengamat Politik dan Kebijakan Publik AMATIRAN yang Suka Bola dan Traveling

Penulis lepas yang memiliki ketertarikan pada isu-isu sosial politik, kebijakan publik, bola dan traveling

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

"Endorsement" Jokowi dan Misi Menyatukan Prabowo-Ganjar

26 Mei 2023   21:21 Diperbarui: 31 Mei 2023   05:11 1170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Joko Widodo bersama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat meninjau panen raya padi di Desa Lajer, Kecamatan Ambal, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah, Kamis (9/3/2023). Sumber: Dokumentasi Sekretariat Presiden

Litbang Kompas baru saja merilis hasil survei elektabilitas capres dan cawapres 2024 yang diumumkan pada Rabu, 24 Mei 2023 kemaren.

Nama-nama bacapres yang disurvei oleh Litbang Kompas terfokus pada tiga nama yang selama ini telah muncul ke publik sebagai capres dan memperoleh tingkat elektabilitas diatas 10 persen yakni Anies Baswedan, Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.

Survei dilakukan secara tatap muka oleh tim Litbang Kompas pada tanggal 29 April hingga 10 Mei 2023 kepada 1.200 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi di Indonesia.

Survei tersebut memiliki tingkat kepercayaan 95 persen, dengan margin of error lebih kurang 2,83 persen.

Yang menarik dari hasil survei yang dirilis oleh Litbang Kompas tersebut, jika selama ini Ganjar Pranowo selalu kokoh dipuncak dalam beberapa hasil survei yang dirilis oleh banyak lembaga survei, kali ini nama Ketua Umum Gerindra yang juga Menteri Pertahanan Prabowo Subianto untuk pertama kalinya sejak satu tahun terakhir berhasil mengungguli elektabilitas capres yang diusung oleh PDIP yang juga Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.


Hasil survei Litbang Kompas terbaru tersebut menunjukkan, elektabilitas Prabowo Subianto sebagai calon presiden (capres) adalah sebesar 24,5 persen, Ganjar 22,8 persen sedangkan Anies Baswedan sebesar 13,6 persen.

"Suara untuk Prabowo meningkat signifikan, yaitu 6,4 persen, dari sebelumnya 18,1 persen pada Januari 2023 dan menjadikan elektabilitasnya berada di posisi teratas," tulis Litbang Kompas, sebagaimana dikutip dari Harian Kompas edisi Rabu (24/5/2023).

Momen kebersamaan Jokowi, Prabowo dan Ganjar dalam sebuah kunjungan kerja ke Kebumen, Jateng pada 9 Maret 2023. Foto : politik.rmol.id
Momen kebersamaan Jokowi, Prabowo dan Ganjar dalam sebuah kunjungan kerja ke Kebumen, Jateng pada 9 Maret 2023. Foto : politik.rmol.id

Ini merupakan kali pertama Prabowo berada di posisi puncak elektabilitas capres versi Litbang Kompas sejak Oktober 2022.

Pada survei bulan Oktober 2022 dan Januari 2023, elektabilitas Prabowo berada di bawah Ganjar.

Padahal, sejak Oktober 2019 hingga Juni 2022, elektabilitas Prabowo hampir selalu di atas Ganjar. Hanya pada Oktober 2021 elektabilitas keduanya seimbang.

Keberhasilan Prabowo kembali ke posisi puncak tak lepas dari turunnya elektabilitas Ganjar sebesar 2,5 persen dari 25,3 persen pada Januari 2023 menjadi hanya 22,8 persen pada Mei 2023.

Disinyalir, pernyataan Ganjar yang menolak tim sepak bola Israel ikut bermain di Piala Dunia U-20 yang kemudian berimbas pada kegagalan Indonesia menjadi tuan rumah pergelaran olahraga internasional tersebut menjadi penyebab utama mengapa laju elektabilitas Ganjar melorot tajam dibandingkan hasil survei pada bulan Januari 2023 yang lalu.

Infografis hasil survei capres 2024 versi Litbang Kompas edisi Mei 2023. Foto : kompas com
Infografis hasil survei capres 2024 versi Litbang Kompas edisi Mei 2023. Foto : kompas com

Efek 'Endorsement' Jokowi Naikkan Elektabilitas Prabowo

Selain karena mendapat limpahan angka dari turunnya elektabilitas Ganjar Pranowo, naiknya tingkat elektabilitas Prabowo Subianto dari hasil survei terbaru sebagaimana yang dirilis oleh tim Litbang Kompas diatas diduga juga dipicu oleh efek 'endorsement' yang dilakukan oleh Jokowi kepada Prabowo dalam beberapa waktu terakhir.

Sebagaimana diketahui, meskipun hingga saat ini Jokowi belum menentukan sikap kemana akan mengarahkan dukungannya terhadap bakal capres 2024, namun dalam beberapa kesempatan Jokowi tampak terlihat akrab dan intens melakukan pertemuan dengan calon presiden dari Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR), Prabowo Subianto.

Tercatat sejak medio akhir 2022 hingga Mei 2023, Jokowi dan Prabowo telah melakukan beberapa kali pertemuan dalam berbagai kesempatan dan kegiatan.

Pertemuan intens Jokowi dan Prabowo tersebut dilakukan oleh keduanya baik dalam konteks Prabowo sebagai anak buah Jokowi selaku Menteri Pertahanan maupun pertemuan biasa yang tidak ada kaitannya dengan tugas-tugas di pemerintahan.

Seringnya Jokowi melakukan agenda 'jalan bareng' bersama Prabowo tersebut ditafsirkan oleh banyak pihak sebagai sebuah bentuk 'endorsement' Jokowi kepada Prabowo Subianto dalam rangka untuk mendongkrak elektabilitas capres yang diusung oleh Partai Gerindra dan PKB tersebut.

Hari ini Jum'at (26/5/2023) Jokowi dikabarkan bertemu dengan capres Gerindra Prabowo Subianto di Istana Bogor. Foto : detik.com
Hari ini Jum'at (26/5/2023) Jokowi dikabarkan bertemu dengan capres Gerindra Prabowo Subianto di Istana Bogor. Foto : detik.com

Apalagi dalam beberapa pertemuan yang dilakukan oleh keduanya, Jokowi sering kali memberikan sinyal dukungannya kepada Prabowo sebagai capres 2024.

Misalnya dalam sebuah pertemuan dengan kelompok sukarelawan Jokowi di akhir tahun 2022 yang lalu, Jokowi pernah menyebut ciri-ciri pemimpin yang memikirkan rakyat adalah berambut putih dan berkulit keriput. 

Pemimpin berambut putih jelas mengarah kepada sosok Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, sedangkan pemimpin berkulit keriput ditafsirkan oleh banyak pihak adalah mengarah kepada sosok Prabowo Subianto.

Meskipun Jokowi juga menyebut nama Ganjar Pranowo secara eksplisit dalam pertemuannya dengan para relawan pendukungnya tersebut, Jokowi juga menyebut Prabowo sebagai calon pemimpin atau capres yang memikirkan rakyat.

Dalam kesempatan yang lain, yakni saat menghadiri perayaan ulang tahun Partai Perindo, November 2022, dalam sambutannya yang juga disiarkan oleh banyak media massa, Jokowi tanpa 'tedeng aling-aling' bahkan menyebut bahwa 2024 adalah merupakan waktu bagi Prabowo untuk memenangi Pilpres. 

Terakhir, Musyawarah Rakyat (Musra) yang dilakukan oleh gabungan kelompok sukarelawan pendukung Jokowi juga menghasilkan tiga rekomendasi sosok capres 2024 yang menempatkan Prabowo diurutan pertama nama yang direkomendasikan oleh Musra, disusul nama Ganjar Pranowo dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto.

Arah Dukungan Jokowi dan Upaya Menyatukan Prabowo-Ganjar

Melihat kedekatan yang ditunjukkan oleh Jokowi dan Prabowo akhir-akhir ini, yang diduga ikut mengerek naiknya tingkat elektabilitas Prabowo pada hasil survei terbaru sebagaimana yang dirilis oleh Litbang Kompas, publik pun menjadi bertanya-tanya, kemanakah sebenarnya arah dukungan Jokowi pada Pilpres 2024?

Apakah akan mendukung capres Gerindra, Prabowo Subianto yang sudah terlihat mesra dengannya, atau mendukung Ganjar Pranowo yang notabene adalah capres dari PDI-P, partai dimana ia dibesarkan? Jawabannya tentu hanya Jokowi yang tau.

Tapi yang jelas, baik Prabowo Subianto ataupun Ganjar Pranowo, keduanya dipastikan adalah 'all Jokowi's men' yang sudah 'berbaiat' dan menyatakan siap untuk melanjutkan segala kebijakan prioritas Jokowi saat ini seperti pembangunan IKN, pembangunan jalan tol di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi, pembangunan jalan trans Papua serta program-program prioritas Jokowi yang lainnya.

Namun meskipun demikian, prediksi sebagian kalangan yang menduga bahwa Jokowi sedang berusaha untuk menyatukan Prabowo-Ganjar sebagai satu pasangan capres dan cawapres di Pilpres 2024 mungkin juga bisa saja terjadi.

Konfigurasinya bisa saja Prabowo-Ganjar ataupun sebaliknya Ganjar-Prabowo sebagai pasangan calon presiden dan calon wakil presiden di Pilpres 2024.

Sebab logika sederhananya, selain karena keduanya adalah 'all Jokowi's men', jika kedua tokoh ini bisa disatukan sebagai pasangan capres dan cawapres, maka bisa dipastikan 99 persen Pilpres 2024 hanya akan berlangsung satu putaran saja dengan kemenangan telak diprediksi akan diraih oleh pasangan Prabowo-Ganjar atau Ganjar-Prabowo.

Dalam hal ini, sepertinya Jokowi memang sangat piawai memainkan ritme politik menghadapi Pilpres 2024 untuk memastikan bahwa kebijakan-kebijakan politik prioritasnya saat ini akan tetap diteruskan oleh presiden penggantinya kelak.

Sebab faktanya, meskipun Jokowi bukanlah sosok ketua umum partai politik, tapi Jokowi adalah satu-satunya presiden dalam sejarah bangsa Indonesia yang mempunyai simpul-simpul relawan paling loyal dan tersebar hampir diseluruh wilayah di Indonesia dengan jumlah simpatisan yang tak kalah banyak dengan jumlah simpatisan dari partai politik pemenang pemilu sekalipun.

Dengan kelebihan memiliki basis pendukung loyal non partai yang jumlahnya mencapai jutaan orang tersebut, meskipun dirinya bukanlah ketua umum parpol, 'restu' dari Jokowi tentunya adalah sesuatu hal yang sangat berharga dan cukup menentukan siapa yang akan memenangkan kontestasi pilpres di 2024 nanti.

Itulah sebabnya, meskipun sebenarnya tidaklah etis secara politik, Jokowi terlihat ikut 'cawe-cawe ngurusi' soal dinamika pencapresan 2024.

Dan anehnya, Megawati Soekarnoputri sebagai ketua umum partai yang merupakan pendukung utama Jokowi pada Pemilu 2014 dan 2019 justru terlihat diam dan terkesan membiarkan manuver-manuver liar dari Jokowi tersebut.

Penulis menduga, itu semua terjadi pasti karena faktor kalkulasi politik dari Megawati Soekarnoputri.

Meskipun Jokowi sebentar lagi sudah harus lengser keprabon, tapi dirinya diketahui masih memiliki power untuk menggerakkan jutaan relawan pendukungnya dalam mendukung salah satu capres di Pilpres 2024.

Normalnya, Jokowi memang seharusnya mendukung Ganjar sebagai capres 2024 karena Ganjar adalah 'petugas partai' dari PDI-P seperti juga dirinya.

Tapi, dinamika politik yang akan terjadi kedepan tentu tidak ada yang tau. 

Jika ternyata di Pilpres 2024 nantinya Jokowi lebih memilih 'mbalelo' dan kemudian menyebrang dari PDI-P misalnya, tentu jutaan simpatisan dan relawan pendukungnya juga akan mengikuti langkah Jokowi tersebut.

Tentu saja itu sebuah kerugian besar bagi Megawati dan PDI-P. Dan itulah sebabnya mengapa, Megawati dan PDI-P seolah memilih berhati-hati dalam menyikapi manuver-manuver politik yang dilakukan oleh Jokowi terkait dengan capres 2024.

Kesimpulan 

'Endorsement' Jokowi terhadap Prabowo Subianto memang diduga menjadi salah satu penyebab naiknya elektabilitas capres yang diusung oleh Partai Gerindra dan PKB yang tergabung dalam Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) tersebut, sebagaimana data dari hasil survei terbaru yang telah dirilis oleh Litbang Kompas untuk bulan Mei 2023.

Selain karena faktor 'endorsement' dari Jokowi sebagaimana yang telah dipaparkan diatas, faktor turunnya elektabilitas Ganjar Pranowo akibat pernyataannya soal penolakan kedatangan Timnas Israel ke Indonesia yang menyebabkan batalnya ajang Piala Dunia U-20 di Indonesia juga diduga menjadi penyebab lain mengapa tingkat elektabilitas Prabowo akhirnya mampu menyalip elektabilitas Ganjar setelah dalam satu tahun terakhir selalu berada dibawah Ganjar.

Sisi menarik lain dibalik naiknya elektabilitas Prabowo yang mampu mengungguli elektabilitas Ganjar saat ini adalah, kepada siapa nantinya Jokowi akan mengarahkan 'tongkat ajaibnya' (baca : dukungan politiknya) yang tentu akan diikuti oleh jutaan simpatisan dan relawan pendukungnya di Pilpres 2024 nanti.

Siapapun capres yang beruntung mendapat limpahan jutaan pemilih dari relawan dan simpatisan pendukung Jokowi tersebut nantinya, tentu akan mempunyai peluang yang lebih besar untuk memenangkan kontestasi Pilpres di 2024 mendatang.

Selain itu, kemungkinan sukses atau tidaknya misi Jokowi untuk menyatukan Prabowo-Ganjar di Pilpres 2024 juga akan sangat berpengaruh terhadap peta kekuatan politik menjelang Pilpres 2024 nanti.

Kita tunggu saja bersama-sama, dinamika politik apa yang akan terjadi selanjutnya, hehe

Sekian dari Jambi untuk Kompasiana, salam politik santun!

Pematang Gadung, 26 Mei 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun