Mohon tunggu...
Zulfikar Akbar
Zulfikar Akbar Mohon Tunggu... Jurnalis - Praktisi Media

Kompasianer of the Year 2017 | Wings Journalist Award 2018 | Instagram/Twitter: @zoelfick

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

SBY Bicara Kala Gerindra Makin Jemawa

17 November 2018   07:11 Diperbarui: 17 November 2018   07:42 995
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SBY masih menjadi sosok paling berprengalaman dalam urusan Pilpres di kubu Prabowo - Foto: Partai Demokrat

Hasilnya, seperti dikritik oleh SBY, bahwa Prabowo belum menunjukkan sama sekali, mereka punya ide apa yang bisa membuat mereka pantas untuk dipercaya oleh rakyat. Prabowo terlalu keasyikan dengan irama permainan yang "asal heboh", seperti memanfaatkan kasus Ratna Sarumpaet yang hampir menikam sendiri, hingga Sandiaga Uno yang berlagak dungu hingga tempe pun terukur sama tipis dengan kartu ATM. Terlepas, itu bisa jadi juga bagian gimmick yang juga dibutuhkan untuk mencuri perhatian publik.

Namun itulah yang tampaknya menggusarkan SBY. Alhasil ia membandingkan bagaimana perjalanannya ketika dalam dua periode bertarung dan menang. Apa saja yang dilakukannya saat itu, bagaimana saja strategi dibangunnya, hingga kemudian berhasil berada di puncak kekuasaan, dan Demokrat pun sempat menjadi magnet yang punya kekuatan besar di Tanah Air.

Tampaknya, SBY juga mulai melihat gelagat, bahwa Prabowo sendiri sudah patah arang, pesimis akan mampu melawan petahana, dan hanya sedang bekerja agar bagaimana Gerindra semakin kokoh di pentas politik Indonesia saja. Sudah. 

Di sisi lain, lantaran sudah terlanjur berada di kubu tersebut, mau tak mau SBY pun menegaskan bahwa dirinya adalah sosok yang memang lebih berpengalaman dalam urusan pencapresan dan bertarung di kontestasi tersebut.

Terlihat bagaimana SBY menggarisbawahi hal itu, bahwa dirinya berpengalaman dua kali menjadi calon presiden. Namun saat ia sendiri bertarung, ia menunjukkan mentalitas yang memang menentukan, tidak menyalahkan atau memaksa ketua umum partai manapun yang mendukung untuk mengampanyekan dirinya.

Berbeda dengan Prabowo saat ini, yang memang kian beraroma "merasa bak raja". Ada kecenderungannya menempatkan partai pendukung sebagai abdi yang harus mengabdi kepadanya, dan ia sendiri cukup sebagai tuan, majikan, atau sebagai raja.

Tentu saja, hal ini menggusarkan bagi figur sekelas SBY yang notabene memang tercatat dua kali menang dalam kontestasi Pilpres, dan dua kali terpilih sebagai presiden.

Di sisi lain, bagi publik, apa yang dipentaskan Prabowo, Gerindra, dan permainan politik ala mereka memang cukup menunjukkan bagaimana mentalitas yang mereka bangun. Mentalitas yang hanya menjadikan diri sendiri dan kalangan sendiri sebagai kiblat, fokus, dan pihak lain yang satu satu sisi dijadikan koalisi namun juga tidak lebih sebagai pelengkap. 

Ini juga yang beberapa waktu lalu sempat memicu kegusaran pihak PAN. Sampai-sampai ada kader PAN yang berterus terang jika permainan yang diterapkan Prabowo hanya menguntungkan Gerindra, dan tak membawa dampak bagi PAN secara krusial. Maka itu, PAN pun sempat menunjukkan sikap ingin lebih memfokuskan bagaimana agar mereka bisa mendulang suara untuk partainya pada pemilihan legislatif.

Belum lagi PKS, sebut saja dalam perebutan kursi wakil gubernur DKI Jakarta, pun menunjukkan sikap yang terbilang realistis. Bahwa dalam Pilpres itu mereka memang takkan mendapatkan keuntungan istimewa, maka mereka mengejar yang paling dekat: kursi wagub. 

Dengan itu, keberhasilan mencuri kursi wagub, setidaknya mereka bisa menunjukkan eksistensi, dan tetap bisa membangun citra mereka sebagai sebuah partai diperhitungkan--untuk tetap dapat momen mencuri perhatian publik Tanah Air. Terlebih Jakarta adalah sentral, dan posisi wagub pun bisa sangat berguna sebagai "sampan kecil" namun menentukan agar partai ini tetap dapat mengarungi samudra politik Tanah Air.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun