Agitasi dan propaganda itu sukses. Terutama partai yang menjadi pesaing partai rezim terkini, sedikitnya tentu menangguk untung dari situ.
Apa keuntungannya? Karena ada kebencian yang menular kepada pemerintah dan itu potensial untuk menangguk suara saat kontes pemilihan eksekutif atau legislatif.
Tapi, saya pribadi tidak menyebut partai tertentu sebagai pemicu isu itu. Namun saya tak bisa menafikan jika situasi itu menguntungkan mereka.
Di sisi lain ada kerugian yang sangat parah ketika propaganda itu tak terbendung. Kerugian itu melebihi seberapa banyak satu partai di negeri ini mampu habiskan untuk “modal usaha” di kancah politik.
Ya, kerugian itu telah memangsa anak-anak negeri ini sendiri. Mereka hidup, tapi nalar mereka terbunuh.
Apa yang terjadi di bandara itu sendiri hanya potret kecil dari kematian nalar itu tadi. Sebab di luar insiden mirip anekdot itu, sejatinya telah berjuta kuburan muncul di negeri ini tempat jutaan nalar yang terbunuh oleh propaganda yang terbiarkan.
Pertanyaannya, seberapa serius pemerintah mau turun tangan?