Mohon tunggu...
Aming Soedrajat
Aming Soedrajat Mohon Tunggu... Aming soedrajat

Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dedi Mulyadi, Gubernur Konten atau Gubernur Inovatif?

30 April 2025   13:52 Diperbarui: 30 April 2025   13:52 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Aming Soedrajat

Gaya kepemimpinan Gubernur Jawa Barat Kang Dedi Mulyadi (KDM) yang mempublis  kegiatannya di Platform media sosial pribadinya memang membuat decak kagum bahkan membuat iri para pemimpin di daerah lain.

Sebetulnya, gaya kepemimpinan yang dilakukan oleh Kang Dedi bukan hal baru. Tetapi kebiasaan lama yang dilakukan oleh para pemimpin sebelumnya. Hanya saja metode, cara dan jaman yang membedakan.

Kita ambil beberapa contoh kepemimpinan besar dalam sejarah kekhalifahan umat islam maupun kepemimpinan para raja tanah Nusantara.

Khalifah kedua Kekhalifahan Rasyidin yakni Kekhalifahan Umar bin Khattab melakukan hal tersebut untuk mewariskan keteladanan bagi para pemimpin setelahnya. Sepuluh tahun kepemimpinan sahabat terdekat Rasulullah dikenal sebagai periode ekspansi besar-besaran, penataan pemerintahan yang efisien, dan penekanan pada keadilan serta kesejahteraan rakyat.

Selain itu, kebiasaan Umar dalam memimpin mengunjungi kediaman rakat untuk memastikan penomena dan persoalan yang dihadapi oleh masyarakat.

Didalam salah satu kisah, Umar pernah bertemu dengan seorang ibu yang sedang memasak batu untuk anak-anaknya lantaran kelaparan dan tidak memiliki makanan apapun.

Tanpa pikir panjang, Umar segera pulang dan mengambil gandum. Kemudian, sang Khalifah membawa sendiri karung gandum di punggungnya dan menuju ke rumah ibu yang memasak batu.

Belajar dari hal tersebut, kalau kita hitung dari jaman Khalifah Umar sampai dengan generasi saat ini sangatlah jauh. Jarak, ruang dan waktu menjadi dinding pemisah hal itu. Tetapi, keteladaan, kesederhanaan, kedermawanan dan salah satu kejayaan pada waktu itu, masih bisa menjadi pedemoman untuk pemimpin saat ini.

Karena, ada kepemimpinan Umar ada peran orang tak pernah muncul, menulis kepemimpinan Syaidina Umar. Menulis dan vidio apa bedanya? Sama-sama membangun narasi. Narasi bisa berbentuk tulisan, lisan, vidio, audio visual, tujuannya untuk menyampaikan pesan kepada rakyatnya pada saat itu atau pada setelah itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun