Kebangkitan Pemuda: Dari Masjid, Umat Kembali Berdaya
Masjid bukan sekadar bangunan fisik yang indah. Masjid adalah simbol peradaban. Ia tempat berpijaknya iman, berkumpulnya ilmu, dan bersinarnya harapan umat. Sayangnya, hari ini banyak masjid kehilangan ruhnya. Ia megah, tapi sepi. Ia bersih, tapi dingin. Yang hilang? Adalah ruh pemuda.
Rasulullah ﷺ pernah bersabda:
“Tempat yang paling dicintai oleh Allah adalah masjid-masjid-Nya.” (HR. Muslim)
Jika kita mengaku cinta kepada Allah, sudah sepatutnya kita mencintai rumah-Nya. Dan salah satu bentuk cinta itu adalah dengan memakmurkannya.
Menghidupkan Masjid Bukan Cuma Tentang Bangunan
Sebagaimana kita mempercantik rumah pribadi kita, masjid pun layak mendapatkan perhatian yang sama, bahkan lebih. Bukan hanya kebersihan dan fasilitas yang harus dijaga, tapi ruh aktivitasnya yang harus dihidupkan: shalat berjamaah, kajian, pembinaan remaja, kegiatan sosial, hingga ruang diskusi dan dakwah yang sehat.
“Ada tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan Allah di hari kiamat...”
Salah satunya adalah “lelaki yang hatinya selalu terpaut pada masjid.” (Muttafaqun ‘alaih)
Peran Pemuda: Bukan Pelengkap, Tapi Penggerak
Kaum muda adalah tulang punggung peradaban. Ketika mereka jauh dari masjid, ruh masjid akan meredup. Tapi ketika mereka dekat, masjid akan kembali hidup.
Lihatlah sejarah: dari Quba hingga Madinah, Rasulullah ﷺ selalu menjadikan masjid sebagai langkah pertama membangun masyarakat. Masjid menjadi pusat ilmu, keadilan, ekonomi, bahkan pemerintahan. Di sanalah kebangkitan dimulai.