Kau ibarat pemangsa ulung
Mindik-mindik kau hampiri jiwa lemahku, untuk santapanmu
Perlahan membelai, hingga kau melahap sekujur tubuhku
Kau sikat daging renyahku
Kau cabik-cabik , hingga terkoyak ragaku
Kau isap darah pengharapanku
Hingga tiada lagi yang tersisa dari diriku
Lalu kau pergi setelah terpuaskan nafsu liarmu
Berlalu,.. Tanpa sedikitpun berfikir kepedihanku
Tabiatmu melumat kewibawaanmu
Tanpa menoleh, keangkuhanmu menyisakan aroma busuk dipembaringan terakhirku
Puas sudah hawa laparmu
Kini kau siap beranjak mencari mangsa baru
Mengendus-endus gelagat yang dapat kau buru
Lalu menerkam hingga masuk kedalam mulutmu
Owh dasar pemangsa liar
Tak cukupkah kau menjajakan nafsumu
Satu persatu kau jerat oleh pesonamu
Tampak indah, namun kegagahanmu hanyalah isapan jempol dimataku
Kau tak layak kukagumi, karena
Kau tak saja pemangsa yang ulung
Namun kau juga pecundang berwajah penuh topeng