Mohon tunggu...
Slamet Samsoerizal
Slamet Samsoerizal Mohon Tunggu... Fiksi dan Nonfiksi

Penggagas SEGI (SElalu berbaGI) melalui tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Film

Jafar Panahi Raih Predikat Asian Filmmaker of the Year di Busan 2025

22 Juli 2025   15:23 Diperbarui: 22 Juli 2025   15:23 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jafar Panahi (Sumber:    swedenherlad.com/ssdarindo)

 

Busan International Film Festival (BIFF) kembali memberikan penghargaan Asian Filmmaker of the Year pada 2025 kepada seorang maestro perfilman Asia yang prestasinya telah diakui dunia cinarena global. "Asian Filmmaker of the Year" adalah penghargaan paling bergengsi yang diberikan kepada sineas Asia yang memberikan kontribusi besar terhadap perfilman dan budayanya sepanjang tahun.

Musim ini, gelar tersebut jatuh pada Jafar Panahi --- sutradara asal Iran yang kekaryanya selalu mencerminkan kekuatan narasi, kritik sosial, dan keberanian artistiknya, bahkan di tengah tekanan politik.

Jafar Panahi,  lahir: 11 Juli 1960 di Mianeh, Iran.  Mengawali karier lewat debut film pendek, lalu asisten dari Abbas Kiarostami.  Penghargaan internasional:


    • Camra d'Or, Cannes 1995 -- The White Balloon
    • Golden Lion, Venesia 2000 -- The Circle
    • Golden Bear, Berlin 2006 -- Taxi
    • Palme d'Or, Cannes 2025 -- It Was Just an Accident

Panahi kini menjadi satu dari empat sutradara dunia yang berhasil meraih "Triple Crown" festival bergengsi (Cannes, Venesia, Berlin), bersama HenriGeorges Clouzot, Michelangelo Antonioni, dan Robert Altman.

Film Terbaru: It Was Just an Accident

Pada 24 Mei 2025 di ajang Cannes, Panahi menerima penghargaan Palme d'Or untuk film terbarunya It Was Just an Accident atau  dalam bahasa Persia: Yek Tasadofe Sade.

Film ini mengangkat tema balas dendam dan trauma politik. Menceritakan sekelompok mantan tahanan yang memburu mantan penjaga mereka untuk membalas perbuatan kriminal di masa lalu. Sebuah kisah yang dipadukan rasa kemanusiaan dan ketegangan moral---mengalir dari kehidupan pribadi Panahi, termasuk pengalaman masa tahanannya.

Presiden juri Cannes, Juliette Binoche, menegaskan bahwa film ini "menghidupkan rasa perlawanan dan keinginan bertahan hidup yang sangat dibutuhkan saat ini".

BIFF 2025: Pentas Penghormatan untuk Kino Asia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun