Mohon tunggu...
Slamet Samsoerizal
Slamet Samsoerizal Mohon Tunggu... Fiksi dan Nonfiksi

Penggagas SEGI (SElalu berbaGI) melalui tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Gaya Hidup Instan dan Tantangan Mental Remaja

13 Mei 2025   11:46 Diperbarui: 13 Mei 2025   11:46 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya hidup remaja penuh warna (Sumber: danuwira01@pixabay.com)

         Gaya hidup instan merupakan fenomena sosial yang semakin marak terjadi di kalangan remaja Indonesia, terutama sejak berkembangnya teknologi digital dan media sosial. Istilah ini merujuk pada pola pikir dan perilaku yang menginginkan segala sesuatu serba cepat dan mudah, tanpa melalui proses panjang. Hal ini ditandai dengan kebiasaan mencari informasi instan, berbelanja online secara impulsif, hingga keinginan meraih kesuksesan secara cepat tanpa kerja keras yang konsisten.

         Fenomena ini muncul akibat kemajuan teknologi yang menyediakan berbagai kemudahan. Platform digital seperti TikTok dan Instagram memperlihatkan gaya hidup mewah dan kesuksesan instan yang seolah dapat diraih siapa saja. Tanpa disadari, konten-konten tersebut menciptakan tekanan sosial yang tinggi bagi remaja. Mereka terdorong untuk segera sukses atau tampil sempurna, tanpa mempertimbangkan proses panjang yang sebenarnya diperlukan dalam kehidupan nyata.

         Gaya hidup instan juga membawa dampak serius terhadap kesehatan mental remaja. Ketika kenyataan tidak sesuai dengan harapan yang dibentuk dari media sosial, remaja cenderung mengalami frustrasi, rasa tidak puas, dan bahkan putus asa. Keinginan untuk selalu tampil "baik-baik saja" juga menekan remaja untuk menyembunyikan perasaan sebenarnya, yang pada akhirnya dapat menyebabkan stres berkepanjangan, kecemasan, hingga depresi.

         Salah satu dampak nyata dari gaya hidup instan adalah menurunnya ketahanan mental. Banyak remaja merasa tidak siap menghadapi kegagalan karena terbiasa mendapatkan sesuatu dengan cepat. Mereka kurang terbiasa dengan proses belajar dari kesalahan dan mengembangkan ketekunan. Padahal, ketahanan mental sangat penting untuk menghadapi tantangan hidup dan mencapai tujuan jangka panjang.

         Selain itu, budaya instan juga membuat remaja kurang menghargai proses. Mereka lebih fokus pada hasil akhir tanpa memahami pentingnya perjuangan. Akibatnya, muncul mentalitas instan yang menjauhkan remaja dari nilai-nilai seperti kerja keras, tanggung jawab, dan disiplin. Hal ini tentu menjadi tantangan besar dalam pembentukan karakter dan kepribadian yang kuat.

         Menghadapi fenomena ini, perlu adanya peran aktif dari keluarga, sekolah, dan lingkungan sosial. Edukasi mengenai literasi digital, manajemen ekspektasi, serta pentingnya proses dalam mencapai tujuan hidup harus ditanamkan sejak dini. Remaja perlu dibimbing untuk memahami bahwa kesuksesan sejati bukanlah hasil dari keberuntungan semata, melainkan buah dari kerja keras, kesabaran, dan ketahanan dalam menghadapi berbagai rintangan. ***

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun