Kereta Cepat Indonesia--China (KCIC), atau yang lebih dikenal dengan nama Whoosh, merupakan salah satu proyek transportasi terbesar dan paling ambisius di Indonesia. Kehadirannya menjadi simbol kemajuan teknologi transportasi nasional sekaligus langkah nyata menuju modernisasi infrastruktur. Namun, di balik gemerlap prestasi tersebut, ada pula berbagai pandangan pro dan kontra yang perlu disikapi dengan bijak.
Dari sisi positif, kereta cepat ini membawa perubahan besar dalam efisiensi mobilitas. Rute Jakarta--Bandung yang sebelumnya memakan waktu lebih dari tiga jam kini dapat ditempuh hanya dalam waktu sekitar 40 menit. Hal ini tentu mempercepat arus ekonomi, pariwisata, serta memperkuat konektivitas antarwilayah. Selain itu, proyek ini membuka lapangan pekerjaan, mentransfer teknologi dari Tiongkok ke tenaga kerja Indonesia, dan menjadi tonggak penting dalam transformasi sistem transportasi publik berkelanjutan.
Namun, tidak sedikit pula kritik yang muncul. Biaya pembangunan yang sangat besar memunculkan kekhawatiran mengenai beban utang dan kelayakan ekonomi jangka panjang. Banyak yang menilai bahwa prioritas pembangunan seharusnya lebih difokuskan pada pemerataan transportasi di luar Pulau Jawa, bukan hanya proyek megah di kawasan padat penduduk. Di sisi lain, isu keterlambatan, pembengkakan anggaran, dan dampak lingkungan juga menjadi catatan penting yang perlu dievaluasi.
Secara keseluruhan, kereta cepat Indonesia adalah langkah maju yang patut diapresiasi, tetapi juga harus diiringi dengan transparansi, evaluasi, dan perencanaan jangka panjang yang matang. Proyek sebesar ini seharusnya tidak hanya menjadi kebanggaan simbolis, melainkan juga benar-benar memberikan manfaat nyata bagi masyarakat luas dan berkontribusi terhadap pemerataan pembangunan nasional.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI