Mohon tunggu...
SLAMET SAPERI
SLAMET SAPERI Mohon Tunggu... Wiraswasta - Karyawan Swasta dan Blogger

Ingin Belajar Menulis dengan Baik dan Benar.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kota Malang Menyambut Kedatanganku dengan Hangat

27 Maret 2018   13:52 Diperbarui: 28 Maret 2018   23:09 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekilas tentang Kota Malang,  terletak pada ketinggian antara 440-667 meter diatas permukaan air laut, secara geografis Kota Malang terletak pada 112,06-112,07 Bujur Timur dan 7,06-8,02 Lintang Selatan[1]. Kota Malang merupakan salah satu kota tujuan wisata di Jawa Timur karena potensi alam dan iklim yang dimilikinya. MenurutPERMENDAGRI No. 66 Tahun 2011, Kota Malang memiliki luas wiliyah 145,28 km dengan jumlah populasi penduduk 871.145 ribu jiwa[2].

Pagi itu sekitar pukul 03.30 wib aku sampai di Kota Malang dengan jasa travel, pak sopir menurunkanku di depan masjid dalam kampus baruku yaitu masjid Ulul Albab. Satu-satunya tepat berteduh yang memang dipersembahkan untuk umat tentu hanya rumah Allah SWT. Sembari menunggu adzan subuh aku menikmati dinginnya Kota Malang untuk pertama kalinya. Malang juga dikenal dengan sebutan kota dingin, alasan kenapa Kota Malang memiliki iklim yang lebih dingin dibandingkan kota-kota lain, karena memang Kota Malang didominasi oleh destinasi wisata alam yang berupa pegunungan diantaranya; Gunung Arjuno terletak di sebelah Utara, Gunung Semeru terletak di sebelah Timur, Gunung Kawi dan Panderman terletak di sebelah Barat dan Gunung Kelud terletak di sebelah Selatan.

Setelah sholah subuh akupun mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan pada waktu registrasi memasuki asrama. Pagi itu, dinginnya Kota Malang kian sirna seiring dengan terbitnya matahari pagi, suasana baru yang aku rasakan sangat berbeda dengan tempat asalku. Kebetulan pagi itu sangat cerah, sambil membawa tas ransel jadul ala desa aku melihat kekiri dan kekanan semua orang terlihat bahagia dengan ditemani oleh kedua orang tua masing-masing.

Pada waktu itu teman setiaku hanyalah sebuah semangat, semangat berproses menjadi insan yang lebih baik dan bermanfaat, dari SD sampai dengan SMA kedua orang tuaku tidak penah menemaniku dalam memilih tempat belajar yang mereka tau pokoknya aku belajar entah diamanapun itu. Walaupun demikian bukan berarti kedua orang tuaku acuh tentang pendidikanku, justru mereka adalah orang tua yang the best karena selalu percaya dan selalu mendukungku bahkan sampai aku masuk univeritas pada saat ini, itulah alasanku mengapa aku harus berprestasi.

Disela-sela mengantri akutanpa sengaja aku bertemu dengan teman SMA yang ternyata dia juga kuliah di universitas yang sama denganku, tetati dia berbrda asrama denganku jadi setelah saling menyapa dia mengantri masuk ke asramanya yang cukup jauh dari asaramaku. Dalam proses antrian ini aku hanya diam dan memperhatikan orang-orang yang berada di sekitarku satu persatu, hal tersebut merupakan bentuk kekagumanku ternyata jika kita mau berusaha dan berdoa pasti ada jalan.

Setelah kurang lebih 3 jam mengantri akhirnya nomor antrianku dipanggil juga, setelah cek kelengkapan aku mendapatkan seprai dan bantal, kamarku berada di lantai satu lebih tepatnya kamar nomor 14 sayap kiri, kebetulan aku orang ketiga yang masuk kamar. Satu kamar ada 6 orang yang berasal dari kota yang berbeda diantaranya; Malang, Pasuruhan, Lumajang, Mojokerto, Aceh dan kota asalku Banyuwangi. Setelah semuanya lengkap kamipun mulai saling sapa hangat dengan bara semangat juang kehidupan di pagi menjelang siang waktu itu.

Dari kelima teman sekamarku mungkin akulah yang paling ndeso tetapi hal itu tidak pernah menjadi permasalahan yang serius bagiku, karena ditempat ini kita semua mempunyai hak dan kuwajiban yang sama, yaitu berproses menjadi seorang yang benar-benar bisa diandalkan dimasa depan bagi keluarga, umat dan bagi negara pada umumnya. Dalam satu kamar inilah pelajaran pertama kami yaitu tolerensi terhadap sesama manusia yang berasal dari latar belakang suku yang berbeda-beda dari belahan bumi Indonesia tercinta.

   

By : SR

 

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun