Sesuai jadwal yang dibuat, beruntung lawan Garuda Pertiwi berikutnya Pakistan bukan China Taipei. Oleh sebab itu, Satoru benar-benar wajib memperbaiki cara menyerang Warps dan kawan-kawan.
Meski di laga awal, Pakistan digunduli China Taipei 8 gol tanpa balas, sejatinya Pakistan tidak bermain buruk. Tetapi memang levelnya berbeda.
Saat meladeni Kartini dkk, pada Rabu (2/7/2025) tentu Pakistan tidak mau menjadi lumbung gol lagi. Pertahanan akan lebih ditingkatkan. Dan, pastinya, mereka akan mengandalkan serangan balik.
Mengingat regulasi Piala Asia Wanita ini, hanya juara grup yang lolos ke Australia 2026, maka, meraih poin penuh, wajib diraih anak-anak asuhan Satoru, minimal dengan menang 8 gol atau lebih atas Pakistan.
Pasalnya, di matchday terakhir fase grup, Indonesia akan bertemu lawan berat. Bila menang atas Pakistan dengan jumlah gol lebih dari China Taipei, maka saat bentrok dengan mereka, tinggal berupaya bermain imbang.
Untuk itu, Satoru wajib memperbaiki finishing anak asuhnya. Bermain tidak lagi dengan model saat meladeni Kirgistan. Meski begitu, di luar kendala strategi, Satoru juga dihadapkan pada masalah rapor teknik, intelegensi, personality, dan speed (TIPS) Kartini dan kawan-kawan yang rata-rata masih lemah.
Jadi, keberadaan tim Garuda Pertiwi ini, rasa-rasanya, masih berat menembus ke Piala Asia di Australia, bila Satoru tidak dapat mengatasi "kelemahannya".
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI