Namun, sampai saya menulis artikel tersebut, hingga hari ini, Rabu (9/4/2025) di beberapa media nasional, saya baru menemukan, NA hanya berterima kasih kepada PSSI dan pemain.
Hingga detik ini, banyak pihak yang menunggu siapa saja yang akan diberikan ucapan terima kasih oleh NA karena Garuda Muda lolos ke Piala Dunia.
Namun, mengapa NA, masih belum tergerak hati untuk mengucapkan terima kasih kepada pihak lain, selain PSSI dan pemain, seperti yang diteladankan oleh seniornya Bima Sakti?
Bahkan, publik pun menunggu, kapan NA akan mengucapkan terima kasih secara khusus kepada gurunya, Shin Tae-yong (STy) atas kesuksesannya itu?
Publik minta NA jangan diganti
Di balik bungkamnya NA, dan hanya menyebut terima kasih kepada PSSI dan pemain, memang patut dicurigai. Apakah kalau NA berterima kasih kepada pihak lain, akan ada masalah bagi dirinya? Sebab pemilik PSSI sekarang, tabiatnya ditengarai oleh publik sepak bola nasional, tidak mau disaingi "kehebatan dan popularitasnya". Sebab, di PSSI sekarang, "mataharinya" hanya dia, yaitu Erick Thohir".
Karenanya, banyak pihak yang berpikir, jangan-jangan NA memang "disetir dan diarahkan" hanya boleh mengucapkan terima kasih kepada PSSI (baca: Erick Thohir) dan pemain saja.
Maksud terima kasih kepada PSSI, artinya, Timnas U-17 semua diproses oleh PSSI, hasil perjuangan PSSI, tidak ada pihak lain di luar PSSI. Bahkan, saya juga berpikir ada media "yang diarahkan" hingga menulis berita, mayoritas pemain Timnas U-17 adalah dari kompetisi EPAnya PSSI.
Dan, mengucapkan terima kasih kepada pemain, karena pemain yang telah berjuang di lapangan. Tidak ada yang andil di luar pemain sampai masuk ke gerbong Timnas.
Jujur, terkait terima kasih ini, saya sedang tidak melihat kepribadian NA yang sebenarnya, tetapi sudah dipegaruhi pihak lain.
Terlebih, bisa jadi, NA juga sedang menjaga diri, agar di Piala Dunia nanti, dirinya tetap dipercaya menjadi pelatih Garuda Muda oleh pemilik PSSI. Jadi, bila sampai NA berterima kasih kepada pihak yang tidak disukai oleh pemilik PSSI, akan dianggap melanggar, tidak beretika, dan tidak bermoral.
