Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Menulis di berbagai media cetak sejak 1989. Pengamat Pendidikan Nasional dan Humaniora. Pengamat Sepak Bola Nasional. Praktisi Teater.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

(1) Awal Ramadan Sama, Semoga Idul Fitri Sama

2 Maret 2025   19:59 Diperbarui: 2 Maret 2025   19:59 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Supartono JW

Sesuai kriteria MABIMS, tanggal 29 Syaban 1446 H atau 28 Februari 2025, posisi hilal di wilayah NKRI ada yang memenuhi kriteria tinggi hilal minimun 3 derajat dan elongasi 6,4. Sehingga tanggal 1 Ramadan 1446 H secara hisab jatuh bertepatan dengan hari Sabtu Pahing tanggal 1 Maret 2025. Dan, daerah yang telah memenuhi kriteria MABIMS berada di wilayah barat Indonesia, yaitu Aceh.

Sebelumnya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) sebelumnya malah sudah menyampaikan adanya potensi awal Ramadan tidak bersamaan antara pemerintah dengan Muhammadiyah karena hasil penghitungan dengan metode imkanur rukyat sesuai kriteria MABIMS, hilal hanya berpotensi terlihat di Aceh.

Penjelasannya, Ketua MUI Bidang Dakwah Cholil Nafis, menekankan bila hilal berhasil dipantau secara muktabar atau otentik di Aceh, awal Ramadan dimulai Sabtu (1/3/). Sebaliknya, bila hilal tidak terlihat di Aceh, bulan Syakban digenapkan jadi 30 hari dan awal Ramadan jatuh pada Minggu (2/3).

Apakah Idul Fitri akan sama?

Kendati, akhirnya pemerintah menetapkan 1 Ramadan 1446 H adalah Sabtu, 1 Maret 2025, merujuk penjelasan Cholil, apakah kira-kira, perayaan Idul Fitri 1446 H umat muslim di Indonesia akan sama pada Minggu, 31 Maret 2025?

Lagi-lagi, masyarakat harus menunggu keputusan pemerintah. Sementara Muhammadiyah sudah menetapkan bahwa 1 Syawal 1446 H adalah pada Minggu, 31 Maret 2025.

Apakah awal Ramadan yang sudah bersamaan akan berakhir sama lagi saat Idul Fitri? Atau akan berbeda lagi?

Bisa  berbeda MABIMS?

Indonesia, sebagai anggota MABIMS, ternyata bisa menetapkan awal Ramadan berbeda dengan anggota MABIMS lainnya. Selama ini, ada pemikiran di tengah masyarakat bahwa Ramadan dan Idul Fitri saja, di Indonesia bisa direkayasa sesuai kepentingan pemerintah. 

Tetapi, adanya MABIMS, setidaknya dapat menampik bahwa pemerintah Indonesia=NU, sementara Muhammadiyah bukan bagian dari pemerintah. Oleh sebab itu, pemerintah harus selalu berbeda dari Muhammadiyah, karena pemerintah=NU.

Kini, apa yang terjadi? Ternyata awal Ramadan sama dengan Muhammadiyah, dan pemerintah berbeda dengan anggota MABIMS lainnya. Bagaimana nanti dengan Idul Fitri? Kita tunggu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun