Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat pendidikan nasional, sosial, dan pengamat sepak bola nasional. Ini Akun ke-4. Akun ke-1 sudah Penjelajah. Tahun 2019 mendapat 3 Kategori: KOMPASIANER TERPOPULER 2019, ARTIKEL HEADLINE TERPOPULER 2019, dan ARTIKEL TERPOPULER RUBRIK TEKNOLOGI 2019

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

1445 H (26) Jangan Merugi

5 April 2024   08:29 Diperbarui: 5 April 2024   11:16 742
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Supartono JW


Tidak melewatkan, tetapi merebut kesempatan sesuai jalan dan rida-Nya, maka tidak merugi dan akan ada kebaikan, kebenaran, kebahagiaan, keberuntungan, dan kenikmatan yang diraih.

(Supartono JW.05042024)

Jumat (5/4/2024) umat Islam di Indonesia sudah ada yang memasuki ibadah Ramadan ke-26, ada yang baru hari ke-25. Namun terlepas dari itu, yang pasti keduanya sudah memasuki fase ketiga, 10 hari terakhir.

Malam Lailatul Qadar

Di fase ini, adalah momentum bagi umat Islam  untuk menghidupkan malam-malam di sepuluh hari terakhir Ramadan, tidak hanya di malam yang diprediksi akan turun Lailatul Qadar, sebab malam Lailatul Qadar tidak ada yang tahu selain Allah SWT.

Namun begitu, bila umat Islam ada yang menggunakan kaidah Imam Al-Ghazali, yang biasanya (seperti itu), para Ulama menyebut, kita bisa saja ikut pendapat ini, yaitu malam Lailatul Qadar berpotensi jatuh pada Sabtu malam Ahad, 6 April 2024 atau malam ke-27 Ramadhan, karena awal puasa Ramadhan berdasarkan hasil sidang isbat Kementerian Agama RI adalah Selasa, 12 Maret 2024.

Artinya, malam Lailatul Qadar tahun ini bertepatan malam ke-27 Ramadhan, tetapi kita bisa menghidupkan malam lainnya baik yang tanggal genap maupun ganjil seperti malam ke-24, malam ke-25, malam ke-26, malam ke-28, dan seterusnya.

Merebut kesempatan

Malam Lailatul Qadar yang jatuh pada ganjilnya 10 hari terakhir bulan Ramadan ini memang penuh dengan makna yang dalam. Dalam Al-Quran surat Al-Qadr ayat 3, Allah SWT mengungkapkan keutamaan luar biasa malam Lailatul Qadar, menyatakan bahwa malam tersebut lebih baik dari seribu bulan.

Meski tanggal pastinya tidak diketahui, namun terdapat petunjuk dalam Al-Quran dan hadis yang memberikan informasi tentang tanda-tanda dan keistimewaan malam diturunkannya Al-Quran. Malam ini pun diliputi dengan rahmat, ampunan, dan pahala yang berlipat ganda. Sehingga menjadi momen untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, memohon ampunan, serta meraih berkah dan rahmat-Nya.

Mengutip buku Muhammad Quraish Shihab: "Membumikan Al-Quran", arti kata  "qadar" dalam Al-Quran adalah penetapan atau pengaturan, kemuliaan, dan sempit.

Maksud penetapan atau pengaturan, yaitu Lailatul Qadar dipahami sebagai malam penetapan Allah bagi perjalanan hidup manusia. Maksud kemuliaan adalah malam yang terpilih sebagai malam turunnya Al-Quran. Sementara makna sempit menggambarkan malam yang dipadati oleh malaikat-malaikat yang turun ke bumi.

Karenanya umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah dan amalan kebaikan seperti salat malam, tadarus Al-Quran, berdzikir, bersedekah, dan berbuat baik pada sesama.

Kemudian merenung, introspeksi diri, dan berlomba-lomba dalam kebaikan. Merebut kesempatan untuk mendapatkan ampunan, meningkatkan kualitas keimanan, kebaktian, serta mempererat ikatan spiritual dengan Sang Pencipta, Allah SWT.

Para Ulama pun mengungkapkan bahwa setiap umat Islam pasti akan mendapatkan malam Lailatul Qadar selama mereka masih hidup di bulan Ramadan. Hanya, persoalannya, apakah setiap Muslim bisa memaksimalkan amal ibadah di malam itu atau tidak. Hal ini tergantung pada kepribadian masing-masing orang apakah mau merebut kesempatan ini, atau malah melewatkan kesempatan.

Jangan rugi

Lailatul Qadar hanya ada di bulan Ramadan dan tidak bisa dijumpai di bulan-bulan lainnya. Sehingga akan sangat disayangkan bila kita tidak memanfaatkan kesempatan ini dengan baik.

Nabi Muhammad SAW pernah bersabda yang artinya:
"Sesungguhnya bulan ini telah hadir di antara kalian, di dalamnya terdapat sebuah malam lebih baik daripada seribu bulan, barangsiapa yang diharamkan dari Lailatul Qadar maka sungguh benar-benar dia telah diharamkan dari seluruh kebaikan, dan tidak ada yang diharamkan dari kebaikan Lailatul Qadar melainkan orang-orang yang benar-benar merugi." (HR. Ibnu Majah).

Sabda tersebut menjadi pengingat bahwa umat Muslim harus sungguh-sungguh memperhatikan kapan terjadinya Lailatul Qadar dengan beribadah kepada Allah, karena hanya sebuah malam. Dan, siapa yang berleha-leha hingga akhirnya Lailatul Qadar lewat begitu saja, maka ia telah diharamkan dari seluruh kebaikan dan menjadi orang yang benar-benar merugi.

Pada surat Al Ashr Allah bersumpah dengan waktu. Karena dalam waktu kapanpun ada kebaikan, kebenaran, dan kenikmatan. Sebaliknya Allah mengingatkan adanya potensi rugi, bahagia, dan beruntung dalam kehidupan.

Pangkal kerugian dalam hidup adalah tiada iman, hilangnya cahaya fitrah dan hidayah. Oleh sebab itu, semoga saya, kita, menjadi orang yang memiliki waktu untuk selalu merefeleksi dan instrospeksi diri, sehingga menjadi orang yang tahu diri dan rendah hati. Dapat dipahami oleh orang lain. Dapat memahami orang lain, tidak merugi.

Dan, semoga hadirnya Malam Lailatul Qadar, saya, kita, menjadi golongan orang-orang yang merebut kesempatan untuk mendapatkan rahmat, ampunan, hingga dapat meningkatkan kualitas keimanan, kebaktian, serta mempererat ikatan spiritual dengan Sang Pencipta, Allah SWT.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun