Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat pendidikan nasional, sosial, dan pengamat sepak bola nasional. Ini Akun ke-4. Akun ke-1 sudah Penjelajah. Tahun 2019 mendapat 3 Kategori: KOMPASIANER TERPOPULER 2019, ARTIKEL HEADLINE TERPOPULER 2019, dan ARTIKEL TERPOPULER RUBRIK TEKNOLOGI 2019

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

(14/2/2024), Hati Nurani Terdidik: Retrospektif dan Prospektif

13 Februari 2024   10:30 Diperbarui: 13 Februari 2024   11:11 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Supartono JW

Berbeda dengan hati nurani yang dididik dan dibentuk dengan benar dan baik. Akan dapat memberikan pijakan langkah bagi dirinya, juga membantu menyadarkan masyarakat lain, agar memilih pemimpin yang bermoral dan beretika.

Di mana pendidikan hati nurani yang paling benar dan baik itu dapat diperoleh?  Yaitu di dalam lingkungan keluarga dan pendidiikan agamnya. Karena, pendidikan di bangku sekolah dan kuliah, masih gagal.

Indikatornya, pendidikan hati nurani disertai dengan seluruh pendidikan moral dan agama jauh lebih kompleks. Dan ini sulit tercapai bila lingkungan kkeluarga dan agamanya tidak mendukung.

Parahnya lagi, apa yang dilakukan di sekolah dan bangku kuliah pendidikan akal budi sudah tersistem. Dan, sistem ini siapa yang membuat?

Bila hati nurani terdidik dengan benar dan baik, maka akan dapat diijadiikan pegangan, pedoman atau norma untuk menilai suatu tindakan, apakah tindakan itu baik atau buruk.

Pegangan atau peraturan-peraturan konkret di dalam kehidupan sehari-hari dan menyadarkan manusia akan nilai dan harga dirinya. Sikap kita terhadap hati nurani adalah menghormati setiap suara hati yang keluar dari hati nurani kita. Mendengarkan dengan cermat dan teliti setiap bisikan hati nurani.

Kemudian dapat mmempertimbangkan secara masak dan dengan pikiran sehat apa yang dikatakan hati nurani dan melaksanakan apa yang disuruh hati nurani.

Terakhir, bila hati nurani saya telah terdidik, kira-kira, hati nurani saya tergolong Retrospektif atau Prospektiif?

Hati Nurani Retrospektif: Memberi penilaian tentang perbuatan-perbuatan yang telah berlangsung di masa lampau.

Hati Nurani Prospektif:
Melihat ke depan dan menilai perbuatan-perbuatan kita yang akan datang.

Dikaitkan dengan situasi pemilu 2024, apakah hati nurani retrospektif atau prospektif yang harus dikedepankan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun